M. Iriawan didampingi oleh Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria dan Gubernur Riau Syamsuar begitu tiba di Pekanbaru, Kamis, langsung mengecek kondisi Stadion Utama Riau. Ketua PSSI mengakui kemegahan stadion berkapasitas 45 ribu penonton yang dibangun untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII-2012 itu.
Namun, ia mengungkapkan banyak kekurangan yang perlu dibenahi mengingat stadion tersebut sudah lama tidak digunakan untuk pertandingan sepakbola selama bertahun-tahun. Stadion Utama Riau pernah ikut tersangkut kasus suap PON XVIII sehingga tidak bisa digunakan dan utang pembangunannya baru bisa dilunasi Pemprov Riau pada 2018.
Baca juga: PSSI tinjau lapangan pendukung pastikan kesiapan Piala Dunia U-20
Salah satu kendala yang disoroti Iriawan adalah ketidaklayakan rumput lapangan. "Kami melihat venue ini cukup besar dan megah. Namun karena beberapa kendala, beberapa tahun tidak terawat. Untuk lapangan, pasti rumput akan diangkat kalau nanti akan jadi stadion utama untuk piala dunia," katanya.
Kemudian untuk sarana pendukung, Iriawan mengatakan ruang ganti ukurannya sesuai standar namun belum dilengkapi loker dan jacuzzi atau kolam air hangat. Selain itu, fasilitas tangga untuk pemain dinilai beresiko menimbulkan cedera.
"Kemudian ada tangga untuk pemain yang tidak diharuskan pakai tangga biasa, harus tangga yang menggunakan karpet sehingga tidak menimbulkan cedera pada pemain," katanya.
Ia mengatakan secara kasat mata Stadion Utama juga banyak kekurangan dari segi penampilannya karena eksterior stadion banyak rusak. Terlihat jelas plafon di pintu masuk sudah jebol, dinding luar yang berlumut, dan taman di sekelilingnya dipenuhi rumput ilalang.
Ia mengatakan untuk menjadi tempat pertandingan piala dunia U-20, Riau harus memiliki lima lapangan pendukung yang layak untuk latihan dan persiapan pertandingan tim peserta. Rombongan PSSI akan melihat lima lokasi yang direkomendasikan, yakni di Stadion Kaharuddin Nasution, lapanan atletik Rumbai, lapangan SMPN 6 Rumbai, Stadion mini Universitas Riau, dan lapangan SMAN 1 Pekanbaru.
Baca juga: Menpora: PSSI harus mampu jadi tuan rumah terbaik Piala Dunia U20
"Lapangan ini standarnya harus lima, tidak perlu sebesar stadion utama, hanya lapangan yang berstandar dan harus ada pagar pembatas untuk pengamanan, ruang ganti pakaian pemain dan ruang untuk persiapan latihan," katanya.
Ia mengatakan ada 11 kota yang dipersiapkan menjadi tuan rumah. Nantinya, kemungkinan besar pada April 2020, FIFA akan mengumumkan enam kota penyelenggara yang ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 di Indonesia.
"Ini stadion yang jadi nominasi yang mungkin nanti akan kita nilai kembali. Intinya bagaimana mempercepat persiapan stadion ini, tentunya atensi kepala daerah jadu catatan kami untuk bisa tidaknya stadion utama bisa dipakai untuk Piala Dunia U-20 2001," katanya.
Baca juga: PSSI ajak masyarakat Indonesia bersiap sambut Piala Dunia U20
Gubernur Riau, Syamsuar, menyatakan masyarakat Riau sangat berhasrat ingin menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Dari catatan tentang kekurangan stadion utama, tentu harus segera dilakukan perbaikan agar stadion utama sesuai standar untuk pertandingan piala dunia.
Ia bersyukur niat masyarakat dan pemerintah daerah juga mulai didukung oleh sektor swasta, yaitu PT Riau Andalan Pulp and Paper yang berkomitmen membantu perbaikan stadion utama.
"Kita harus melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang perlu kita perbaiki. Disamping tahun ini ada kegiatan (perbaikan) oleh pemda, Alhamdulillah kita dapat dukungan dari perusahaan swasta, yaitu PT. RAPP," katanya.
Baca juga: Palembang masih berpeluang tuan rumah Piala Dunia U20
Baca juga: Pemerintah segera bentuk panitia Piala Dunia U-20
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020