• Beranda
  • Berita
  • BPS: Manfaatkan Sensus Penduduk 2020 untuk optimalkan bonus demografi

BPS: Manfaatkan Sensus Penduduk 2020 untuk optimalkan bonus demografi

13 Februari 2020 14:48 WIB
BPS: Manfaatkan Sensus Penduduk 2020 untuk optimalkan bonus demografi
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Margo Yuwono (tengah), dan Sekretaris Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri I Gede Suratha (kanan), dalam acara Forum Merdeka Barat "Sensus Penduduk 2020: Satu Data Indonesia" yang digelar di Ruang Serba Guna Gedung Utama Kemenkominfo, Jakarta, Kamis (13/2/2020). ANTARA/M Razi Rahman

Bonus demografi mulai terbuka pada 2012 dan tertutup pada 2036. Puncak bonus demografi terjadi pada 2021

Data yang dihasilkan dari kegiatan Sensus Penduduk pada tahun 2020 diharapkan dapat digunakan dalam rangka mengoptimalkan manfaat dari bonus demografi yang sekarang sedang dinikmati oleh Republik Indonesia.

"Bonus demografi mulai terbuka pada 2012 dan tertutup pada 2036. Puncak bonus demografi terjadi pada 2021," kata Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Margo Yuwono dalam acara Forum Merdeka Barat "Sensus Penduduk 2020: Satu Data Indonesia" yang digelar Kemenkominfo di Jakarta, Kamis.

Sebagaimana diketahui Sensus Penduduk 2020 adalah yang pertama menerapkan sistem online atau daring, yang disebut juga Sensus Mandiri yang akan dimulai pada Februari hingga Maret 2020. Warga cukup memasukkan Nomor Induk Kependudukan dengan mengakses laman Sensus Online dengan alamat sensus.bps.go.id

Masyarakat dinilai tidak perlu khawatir ketika tahapan pertama terlewatkan, karena pada tahapan kedua adalah pencacahan lanjutan secara konvensional oleh petugas BPS dari rumah ke rumah pada Juli 2020. Tahapan terakhir dari trilogi Sensus Penduduk 2020 adalah Pencacahan Sampel yang akan dilakukan pada Juli 2021.

Menurut Margo Yuwono, data hasil sensus tersebut dapat dijadikan sebagai momentum bagi negara guna menciptakan lapangan kerja yang baik di berbagai daerah.

Baca juga: Hipmi: Bonus demografi dapat menjadi bencana jika tidak terampil

Selain itu, ujar dia, data hasil sensus juga akan mengungkapkan jumlah lansia yang diprediksi bakal meningkat dari 22,99 juta (sekitar 9 persen populasi) pada 2019 menjadi sebanyak 63,31 juta (sekitar 19,85 persen) pada 2045.

Ia juga mengemukakan dengan terdatanya jumlah penduduk dengan baik, juga dapat dijadikan sebagai dasar landasan untuk menentukan misalnya kebutuhan pangan.

Pembicara lainnya Sekretaris Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri I Gede Suratha menyatakan pihaknya sudah menyerahkan data kependudukan sekitar 266,5 juta jiwa untuk digunakan BPS sebagai dasar data awal untuk bisa diverifikasi dalam Sensus Penduduk 2020.

Baca juga: Peneliti: Indonesia optimalkan puncak bonus demografi

Gede Suratha juga memaparkan seluruh dinas kependudukan dan catatan sipil di seluruh Indonesia telah siap untuk mendukung BPS dalam rangka menyukseskan Sensus Penduduk 2020.

Ia mengungkapkan karena data yang diberikan adalah per 30 Juni 2019, sehingga ada potensi terjadinya perubahan data seperti perpindahan atau ada yang sudah meninggal.

"Jadi mutasi data itu kemungkinan terjadi sampai pelaksanaan sensus nanti. Perubahan ini akan terinformasi dengan baik karena adanya sensus ini," katanya.

Sesditjen Dukcapil Kemendagri juga memaparkan hasil sensus ini akan digunakan Kemendagri sebagai dasar untuk melakukan pemutakhiran data.

Baca juga: BPS kerahkan 5.500 petugas untuk sensus penduduk

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020