• Beranda
  • Berita
  • Dua terdakwa pembunuhan ASN secara sadis terancam pidana mati

Dua terdakwa pembunuhan ASN secara sadis terancam pidana mati

13 Februari 2020 20:35 WIB
Dua terdakwa pembunuhan ASN secara sadis terancam pidana mati
Terdakwa Mgs Yudi Thama Redianto (41) selaku otak pembunuhan (kiri) dan M Ilyas Kurniawan (26) selaku eksekutor (kanan) pada sidang perdana di Pengadilan Negeri Palembang di pimpin Majelis Hakim Abu Hanifah, Kamis (13/2). ANTARA/Aziz Munajar
Dua terdakwa pembunuhan ASN di Palembang yang mengubur korban dengan dicor semen terancam dijatuhi pidana mati karena jaksa penuntut mendakwa keduanya dengan pasal pembunuhan berencana.

Kedua terdakwa masing-masing Mgs Yudi Thama Redianto (41) selaku otak pembunuhan dan M Ilyas Kurniawan (26) selaku eksekutor menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Palembang dipimpin majelis hakim Abu Hanifah, Kamis.

"Pada waktu itu terdakwa Yudi mendatangi rumah korban, Apriyanita (50) di Jalan Sriwijaya Dwikora II, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang, dengan menggunakan 1 unit mobil Kijang Innova warna hitam nomor polisi B 1559 FIS dengan maksud akan menyelesaikan permasalahan hutang piutang," ujar JPU Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan, Murni, saat membacakan dakwaan.

Baca juga: Pembunuh suami dan anak di Lebak Bulus sempat beli ulekan kayu

Terdakwa dan korban lalu menuju bank untuk menarik sejumlah uang, dalam perjalanan setelah mengambil uang dari bank korban meminta uang yang telah dipinjam terdakwa Redianto sejumlah Rp154 juta agar dikembalikan.

Namun saat itu dia hanya menyerahkan uang sebesar Rp15 juta, sehingga korban menolak menerima karena ingin menerima pembayaran hutang utuh.

Masih di dalam mobil terdakwa, keduanya terlibat cekcok mulut, Redianto lalu membawa mobil itu menuju rumah pamannya, Novari (buronan), yang berprofesi sebagai tukang gali kubur di TPU Kandang Kawat.

Baca juga: Istri bunuh suami dan anak tiri sempat minta jasa dukun santet

Terdakwa kemudian meminta pendapat Novari untuk menyelesaikan masalah hutangnya, sementara korban enggan turun dari mobil, saat itu Novari menyarankan agar Redianto membunuh Apriyanita.

"Selanjutnya terdakwa Yudi mengajak terdakwa Ilyas dari rumah Novari masuk ke mobil lalu menuju ke arah Jalan Taman Kenten Palembang, posisi Ilyas berada di belakang terdakwa," kata Murni.

Baca juga: Polisi buru pembunuh karyawan koperasi simpan pinjam

Dalam perjalanan Redianto memberi kode untuk menghabisi nyawa korban, lalu Kurniawan langsung menjerat leher korban dari belakang dengan seutas tali plastik yang sudah disiapkan Novari, korbanpun akhirnya meninggal di mobil.

Kemudian Redianto mengarah ke TPU Kandang Kawat Lemabang, Palembang, untuk mengubur jasad Apriyanita dan agar mayat tidak tercium akhirnya jenazah ditimbun memakai cor semen.

"Atas perbuatan kedua terdakwa, dapat diancam sebagaimana diatur dan diancam pidana pasal 340 KUHP jo pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP dan atau pasal 338 KUHP jo pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP," jelas JPU.

Baca juga: Pembunuh suami dan anak tiri terancam hukum mati

Karena pasal yang dikenakan memuat maksimal hukuman mati, hakim Adi Prasetyo meminta kedua terdakwa didampingi kuasa hukum dari Posbakum PN Palembang.

Setelah mendengar pembacaan dakwaan, kuasa hukum terdakwa dari Posbakum PN Palembang tidak mengajukan eksepsi dan sidang akan dilanjutkan pada Kamis (20/2) dengan agenda menghadirkan saksi-saksi dari JPU.

Baca juga: Polisi ringkus dua pelaku pembunuhan di Jalan SMPN 7 Banjarmasin
 

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020