Aplikasi "food safety" karya enam mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang mampu mencegah keracunan makanan produk peternakan seperti daging, telur dan susu.AFSA merupakan aplikasi untuk mengedukasi masyarakat tentang cara penanganan 'food safety' yang benar, khususnya produk peternakan.
Keenam mahasiswa pembuat aplikasi tersebut adalah mahasiswa Fakultas Peternakan yakni Alfan Nurdin, Saskia Amalia Puspita Dewi, Rifaldi Fadilah, Siti Nur Ulpah, Himatul Ulya Al Ulumiyah sedangkan mahasiswa dari Fakultas kedokteran adalah Muslimaturrahma.
Salah seorang mahasiswa Fakultas Peternakan pembuat aplikasi food safety, Siti Nur Ulpah di Malang, Kamis, berharap lewat aplikasi ini bisa mengedukasi masyarakat mengenai produk peternakan, seperti daging, telur dan susu
Sebab, kata Ulpah, produk-produk hasil peternakan tersebut mudah rusak. Jika salah penanganan dan penyimpanan bisa menyebabkan keracunan pada makanan tersebut.
"Ini aplikasi pertama kami dan kemudian meraih perak di ajang internasional," katanya.
Baca juga: Tim peneliti UB Malang ciptakan aplikasi "Bromo Siaga"
Menurut dia, semula aplikasi ini dibuat untuk proyek Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang pengabdian masyarakat.
"Jika tidak diterima di PKM, kami akan kembangkan sendiri. Salah satunya lewat kompetisi di Bangkok agar publikasinya makin meluas dan bisa diaplikasikan di masyarakat," tuturnya.
Di ajang Thailand Inventor's day 2020 dalam International Intellectual Property, Invention, Innovation, and Technology Exposition di Bangkok yang diselenggarakan pada 2-6 Februari 2020 itu keenam mahasiswa UB tersebut meraih medali perak.
Medali perak yang didapat ini berkat Application Based on Digital Transformation for Food Safety, Implementation as educational Facilities in Animal Science and Human Health (AFSA).
AFSA merupakan aplikasi untuk mengedukasi masyarakat tentang cara penanganan 'food safety' yang benar, khususnya produk peternakan.
Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya buat alat deteksi dini skizofrenia
Sementara itu, mahasiswa anggota tim lainnya, Alfan menerangkan aplikasi ini ada tiga ikon, yaitu tips, check product quality, dan profile.
Pada menu utama ada informasi mengenai produk peternakan, yaitu harga hingga kasus keracunan makanan.
Sedangkan di menu tips terdapat beberapa rekomendasi penanaman food safety, seperti penyimpanan, proses, rekomendasi masakan dari produk peternakan serta menu makanan dari negara lain.
Selain itu, pengguna juga bisa mengecek kualitas produk yang mereka miliki dengan mengirim chat kepada admin, sehingga mereka bisa mengetahui seberapa layak produk tersebut dapat dikonsumsi.
"Dari ajang di Thailand kami jadi tambah banyak wawasan, apalagi inovasi yang ditampilkan di ajang tersebut banyak sekali dari peserta. Dari Indonesia saja ada 88 tim," katanya.
Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya ciptakan tempat sampah cerdas
Tempat sampah pintar itu bernama trasify
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020