• Beranda
  • Berita
  • Saham Tokyo dibuka lebih rendah setelah Wall Street melemah

Saham Tokyo dibuka lebih rendah setelah Wall Street melemah

14 Februari 2020 08:57 WIB
Saham Tokyo dibuka lebih rendah setelah Wall Street melemah
Wanita Jepang mengenakan kimono hadir di Bursa Efek Tokyo. ANTARA/REUTERS/K. Kyung-Hoon/am.

Para investor cenderung menahan diri menjelang serangkaian data ekonomi utama yang akan dirilis pada hari berikutnya

Saham-saham Tokyo dibuka lebih rendah pada perdagangan Jumat pagi, mengikuti penurunan semalam di Wall Street teruma karena kemunduran Microsoft menekan sektor teknologi.

Para investor cenderung menahan diri menjelang serangkaian data ekonomi utama yang akan dirilis pada hari berikutnya, termasuk harga impor, produksi industri dan sentimen konsumen.

Dalam menit-menit pertama perdagangan, indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) mengalami kerugian 166,49 poin atau 0,70 persen, dari tingkat penutupan Kamis (13/2/2020), menjadi diperdagangkan di 23.661,24 poin.

Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari seluruh saham papan utama di pasar Tokyo berkurang 11,41 poin atau 0,67 persen, menjadi diperdagangkan pada 1.701,67 poin.

Saham-saham yang berhubungan dengan transportasi laut, besi dan baja, serta konstruksi paling banyak menurun pada awal perdagangan setelah bel perdagangan pagi.

Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), mundur dari rekor tertinggi karena investor mempertimbangkan perkembangan virus corona baru dan laba perusahaan yang beragam.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 128,11 poin atau 0,43 persen, menjadi berakhir di 29.423,31 poin. Indeks S&P 500 turun 5,51 poin atau 0,16 persen, menjadi ditutup di 3.373,94 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 13,99 poin atau 0,14 persen, menjadi berakhir di 9.711,97 poin.

Saham-saham teknologi memimpin ketiga indeks utama AS lebih rendah, dengan blue-chips Dow menderita persentase kerugian terbesar.

Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, tujuh ditutup di zona merah, dipimpin oleh sektor industri. Sektor utilitas dan kebutuhan pokok konsumen defensif, menikmati persentase kenaikan terbesar.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020