Meski diunggulkan di tempat pertama, Hendra mengatakan bahwa peluang tim putra Indonesia untuk juara masih 50-50. Hendra tak mau menganggap enteng lawan, meski China absen, nyatanya masih banyak pesaing yang patut diwaspadai.
Baca juga: The Daddies tuntaskan partai kedua perempat final BATC dalam 20 menit
"Peluang tetap 50-50, di semifinal kami akan bertemu dengan Thailand yang sedang meningkat penampilannya, atau India yang memang banyak pemain bagus. Jadi tidak akan mudah," kata Hendra dalam keterangan resmi PP PBSI di Jakarta, Jumat.
The Daddies menyumbang angka kedua bagi tim Indonesia dalam laga perempat final dengan menundukkan ganda putra Filipina Peter Gabriel Magnaye/Alvin Morada dengan skor 21-16, 21-12. Angka pertama disumbang oleh Anthony Sinisuka Ginting.
Hendra/Ahsan mengatakan bahwa dari awal mereka tak membiarkan lawan untuk mengembangkan permainan.
Baca juga: Jonatan tutup perempat final dengan kemenangan bagi Indonesia
"Awalnya lumayan juga, bolanya kencang, jadi kami harus main dengan menekan lawan. Kalau lawan berkembang dan bisa mengembalikan malah jadinya akan sulit bagi kami," kata Ahsan setelah pertandingan.
"Ini pertandingan pertama kami di turnamen ini, jadi kami masih menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan. Terutama karena shuttlecock yang dipakai kencang, jadi harus bisa dikendalikan dan harus mencoba pola kami dulu," ucap Hendra.
Baca juga: Anthony lalui partai pertama secara mudah
Baca juga: BATC 2020, CDM: kekalahan tim putri jadi bekal pelajaran
Dalam babak perempat final, tim putra Indonesia lolos ke babak semifinal dengan kemenangan 3-0 atas Filipina. Selain Anthony, dan The Daddies, penyumbang angka terakhir adalah Jonatan Christie yang mengalahkan Lanz Ralf Zafra.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020