"Setelah pulang kita minta dinas kesehatan memantau, namanya surveillance tracking. Itu terus dikerjakan. Itu otomatis. Tapi tidak kayak intelijen terus diperiksa, itu adalah sebuah pengamatan yang sifatnya nyaman dan kekeluargaan sehingga semuanya tidak ada hal yang membuat resah atau apalah," kata Menkes Terawan ketika ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu.
Menkes Terawan bersama Menko PMK Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Doni Monardo terbang ke Natuna untuk menjemput para WNI dari Wuhan, China yang diobservasi selama 14 hari.
Total 238 WNI akan pulang ke daerah mereka masing-masing setelah menjalani masa observasi untuk memastikan tidak menunjukkan gejala terinfeksi COVID-19.
Baca juga: Menkes dan Kepala BNPB berangkat ke Natuna jemput WNI dari Wuhan
Ratusan WNI itu dievakuasi dari Wuhan di Provini Hubei, China yang merupakan pusat penyebaran COVID-19, penyakit disebabkan oleh virus corona yang menyerang sistem pernapasan manusia.
Mereka harus menjalani observasi di Natuna selama dua pekan sesuai dengan petunjuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) untuk menunggu masa inkubasi.
Sampai dengan masa observasi selesai, Menkes menyatakan bahwa semua WNI tersebut berada dalam keadaan sehat dan tidak menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan COVID-19.
Total 238 WNI itu, kata Menkes Terawan, sudah menerima asistensi pemerintah untuk kembali ke daerah masing-masing.
"Mereka sudah bawa tiket, terserah mereka semua. Mereka sudah di-connecting-kan tiket. Mereka masing-masing silahkan dan kita memberi kebebasan kepada semua. Karena ini orang sehat, ingat ya, orang sehat bukan orang sakit," tegas Menkes Terawan.
Baca juga: Natuna bangga jadi tempat observasi WNI dari Wuhan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020