"Memang benar dari laporan yang diterima terungkap senpi yang dibawa korban tidak ditemukan," kata Asaribab, di Jayapura, Sabtu.
Baca juga: 60 personel TNI disiagakan evakuasi korban helikopter Mil Mi-17
Dari laporan itu, kata dia, ada 11 senjata organik TNI AD yang kemungkinan dibawa masyarakat yang berburu sehingga mereka akan melakukan pendekatan agar segera dikembalikan.
“Kami akan melakukan pendekatan agar ke 11 pucuk senjata api itu segera dikembalikan,” kata dia.
Baca juga: Evakuasi helikopter Mi-17 di Pegunungan Mandala terkendala cuaca
Adapun senjata api yang hilang itu diantaranya tujuh jenis senapan serbu SS-1, tiga pistol dan satu pelontar granat alias GLM.
Helikopter buatan Russian Helicopter, Rusia, itu diketahui tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD dan menerbangkan 12 penumpang termasuk lima anggota Batalion Infantri 725/WRG, ditemukan di ketinggian 12.500 kaki dari permukaan laut, di kawasan Pegunungan Mandala, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Baca juga: Tim evakuasi helikopter Mil Mi-17 tiba di Pegunungan Mandala
Personel pengawak Mil Mi-17V5 itu adalah Kapten CPN Bambang sebagai flight engineer, Kapten CPN Aris sebagai pilot, Sersan Kepala Suriatna (T/I), Letnan Satu CPN Ahwar (kopilot), Prajurit Satu Asharul (mekanik), Prajurit Kepala Dwi Pur (mekanik), dan Sersan Dua Dita Ilham (bintara avionika).
Baca juga: 10 dari 12 penumpang heli Mi-17 teridentifikasi saat ditemukan
Kemudian anggota Batalion Yonif 725/WRG yang turut dalam penerbangan itu adalah Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu), dengan anggota Prajurit Satu Yaniarius Loe (tamtama bantuan senapan otomatis), Prajurit Satu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM), Prajurit Dua Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4).
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020
