"Kalau kita lihat sebetulnya ini adalah model baru. Kenapa? Karena hampir 300 part itu berbeda dengan Ertiga," ungkap Dony Saputra, 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) di Jakarta Timur, Sabtu.
Dony mengatakan jika pengguna memaksa untuk melakukan modifikasi dengan memakai produk aftermarket, maka pemilik mobil akan bersinggungan dengan garansi.
"Kalau mereka mau ya sah-sah saja. Tapi pada poinnya, kan setiap modifikasi ada risikonya, kalau nanti berkaitan dengan kelistrikan dan bagian-bagian yang menyangkut garansi kan jadi sayang mobilnya," kata dia.
Baca juga: Persaingan ketat, Suzuki rajin segarkan Ertiga
Baca juga: Suzuki belum produksi Ignis di Cikarang
Jika dilihat, XL7 memiliki basis mesin yang dengan Suzuki Ertiga, yakni menggunakan mesin bertipe K15B. Mesin itu juga dipakai pada Carry dan Jimny.
Output yang dihasilkan juga punya kemiripan yang tidak begitu jauh dengan Ertiga. Namun, perbedaan ada pada sisi driving feel alias rasa berkendara .
"Jadi gini, dari segi Body Control Modul (BCM) sama Electronic Control Unit (ECU) itu udah sangat berbeda, sektor kaki-kaki juga berbeda, di ruang bakar juga ada perbedaan, karena kan SUV memiliki karakter yang berbeda dengan LMPV," jelas dia.
Baca juga: Suzuki XL7 akan diekspor ke 30 negara
Baca juga: Suzuki XL7 resmi masuk Indonesia, harga mulai Rp230 juta
Baca juga: Inden Suzuki Jimny tembus 10 tahun
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020