Presiden Jerman secara tidak langsung menyindir Presiden AS Donald Trump pada Jumat (14/2) dengan menuduh Washington, China dan Rusia membuat masyarakat global kehilangan kepercayaan dan merasa tidak aman karena berlomba-lomba menjadi "kekuatan besar ".Ungkapan 'Hebat lagi', bahkan dengan mengorbankan tetangga dan mitra
Kecenderungan perlombaan itu, menurut dia, kemungkinan bisa memunculkan persaingan baru dalam senjata nuklir.
Dalam pidato pembukaan di Konferensi Keamanan Munich tahunan, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyesalkan pendekatan yang dijalankan tiga kekuatan besar itu pada urusan internasional dan, tanpa menyebut Trump, membuat masalah dengan sumpahnya "membuat Amerika hebat lagi".
Ungkapan "'Hebat lagi', bahkan dengan mengorbankan tetangga dan mitra," cetus Steinmeier, mantan menteri luar negeri Sosial Demokrat yang pernyataannya mengenai kebijakan luar negeri sangat berpengaruh.
Sebagai menteri luar negeri pada 2014, Steinmeier merupakan sosok penting di balik "konsensus Munich", yaitu ketika para pemimpin Jerman mengatakan Berlin siap memikul lebih banyak tanggung jawab dalam urusan global.
Steinmeier menekankan lagi tekad itu pada Jumat, tapi tidak sebelum ia mengeluhkan pendekatan kebijakan luar negeri Rusia, China dan Amerika Serikat.
"Rusia... sekali lagi telah membuat kekuatan militer dan pergeseran perbatasan yang diwarnai kekerasan di kawasan Eropa sebagai sarana politik," katanya dalam teks pidato yang akan dibagikan pada pembukaan konferensi.
China ... hanya menerima hukum internasional secara selektif, yang tidak bertentangan dengan kepentingannya sendiri," kata Steinmeier. "Dan sekutu terdekat kita, Amerika Serikat, di bawah pemerintahan sekarang, menolak gagasan komunitas internasional."
Hasilnya adalah "lebih banyak ketidakpercayaan, lebih banyak persenjataan, lebih sedikit keamanan...sepanjang jalan menuju perlombaan senjata nuklir baru," katanya.
Sebagai tanggapan, katanya, Jerman harus meningkatkan pengeluaran pertahanan agar dapat berkontribusi lebih banyak bagi keamanan Eropa dan untuk mempertahankan persekutuannya dengan Amerika Serikat.
Ia melihat kepentingan AS semakin menjauh dari Eropa ke Asia.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas kemudian mengatakan, "Jerman siap untuk semakin terlibat, termasuk secara militer.
"Tapi janganlah kita mempersempit pembahasan ke hanya satu masalah. Kekuatan persekutuan kita tidak diukur dalam euro atau dolar saja," tambahnya. Ia menanggapi tekanan AS pada Jerman untuk meningkatkan pengeluaran pertahanannya.
"Diskusi tanpa henti, tanpa banyak gangguan, akan membawa hasil yang baik," katanya.
Ia menambahkan soal NATO, "Hanya dengan bersama-samalah kita bisa memiliki kekuatan ekonomi, potensi militer dan ide-ide tatanan politik yang diperlukan untuk mempertahankan dunia yang berdasarkan aturan."
Steinmeier mengimbau Eropa mengeluarkan kebijakan terhadap Rusia "yang tidak terbatas pada mengutuk pernyataan dan sanksi saja".
Eropa, tambahnya, "harus bisa menyeimbangkan diri dengan China, antara meningkatkan persaingan di antara sistem dan kebutuhan akan kerja sama."
Baca juga: AS kembali tekan China untuk gabung perundingan nuklir
Baca juga: Batasi Trump lancarkan perang, Senat AS ajukan UU
Sumber: Reuters
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020