• Beranda
  • Berita
  • Warga Cikarang antisipasi Corona dengan mengonsumsi makanan kemasan

Warga Cikarang antisipasi Corona dengan mengonsumsi makanan kemasan

15 Februari 2020 18:12 WIB
Warga Cikarang antisipasi Corona dengan mengonsumsi makanan kemasan
Adik Mushela Karentia, Cherry (17), saat diwawancara wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020). (ANTARA/Andi Firdaus)

Kakak saya sekolah di Wuhan, sejak tujuh bulan lalu melalui beasiswa pemerintah

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) asal Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Mushela Karentia bertahan dari ancaman virus Corona di China dengan memilih makanan dalam kemasan tertutup.

"Keluarga pesan supaya makan makanan tertutup seperti ciki dan sejenisnya yang penting bukan makanan yang terbuka," kata adik kandung Mushela, Cherry (17).

Kisah itu disampaikannya saat sedang menjemput kepulangan sang kakak di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu sore.

Mushela saat ini berstatus sebagai mahasiswi semester empat jurusan manajemen bisnis di Wuhan University.

Baca juga: WNI peserta observasi corona tiba di Halim melalui tiga kloter

"Kakak saya sekolah di Wuhan, sejak tujuh bulan lalu melalui beasiswa pemerintah," katanya.

Sejak wabah Corona merebak di Wuhan, kata dia, keluarga yang kini tinggal di kawasan Serang, Cikarang Selatan, sempat khawatir.

Komunikasi yang bisa dilakukan melalui sambungan telepon atau panggilan video.

"Di Wuhan sempat stok makanannya habis, tapi kakak saya bilang jangan khawatir, makanan di sini (Wuhan) terjaga dan aman," katanya.

Baca juga: Keluarga WNI pascaobservasi corona berdatangan ke Bandara Halim

Makanan instan tersebut diperoleh WNI dengan cara membelinya menggunakan kocek pribadi dari sejumlah minimarket yang berdekatan dengan pusat karantina.

Selain mengonsumsi makanan ringan dalam kemasan plastik tertutup, Mushela juga diminta oleh keluarga untuk terus berdoa.

Untuk konsumsi minuman pun dipilih secara selektif menggunakan air mineral kemasan.

"Situasi ini terjadi hampir dua bulan," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020