• Beranda
  • Berita
  • Testimoni mahasiswi: Kepulangan dari China dibantu KBRI Beijing

Testimoni mahasiswi: Kepulangan dari China dibantu KBRI Beijing

16 Februari 2020 16:00 WIB
Testimoni mahasiswi: Kepulangan dari China dibantu KBRI Beijing
Novita Eka Cahyani, mahasiswi semester 6 Ilmu Kedokteran Hubei University Of Science and Technology, Xianing, China asal Lampung saat ditemui dikediamannya, Kota Bandarlampung, Minggu (16/2/2020). (FOTO ANTARA/ANTARA/Dian Hadiyatna)

Sebenarnya di Kota Wuhan masih ada teman-temanya yang belum dipulangkan karena dari 245 orang yang didata hanya 238 orang yang dibawa kembali ke Tanah Air

Mahasiswi Kedokteran semester 6 Hubei University Of Science and Technology, Xianing, China asal Kota Bandarlampung Novita Eka Cahyani menyatakan bahwa kepulangan warga negara Indonesia (WNI), termasuk mahasiswa ke Tanah Air dibantu oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berada di Beijing.

"Kepulangan kami mahasiswa Indonesia dari Wuhan, China berkat bantuan dari bantuan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berada di Beijing, China," kata Novita yang baru sampai di rumahnya di Bandarlampung, Provinsi Lampung, Minggu

Novita tiba di Lampung sekitar pukul 08.00 WIB di Bandara Radin Inten II Provinsi Lampung usai menjalani karanatina selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau, terkait virus COVID-19 dan dinyatakan sehat. Ia langsung menuju ke kediamannya di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Srengsem, Kecamatan Panjang.

Ia mengatakan bahwa sebelum proses kepulangan mahasiswa Indonesia memang dikumpulkan di Kota Wuhan untuk didata oleh orang KBRI.

"Kami dimintai data oleh pihak KBRI karena pada tanggal 2 Februari 2020 kita dapat informasi ada penjemputan untuk pemulangan mahasiswa Indonesia," katanya.

Ia mengatakan bahwa sebenarnya di Kota Wuhan masih ada teman-temanya yang belum dipulangkan karena dari 245 orang yang didata hanya 238 orang yang dibawa kembali ke Tanah Air.

"Tidak tahu kenapa karena itu urusan pemerintah," kata dia.

Novita menceritakan bahwa proses kepulangannya pun tidak mudah karena pihak otoritas China melakukan pengecekan suhu tubuh di setiap loket seperti di bandara, tol dan imigrasi dan bila terdeteksi tidak sehat maka petugas tidak memperbolehkan orang tersebut keluar dari Wuhan.

"Sebelumnya pihak kampus melakukan pengecekan suhu tubuh juga ke mahasiswanya bila dinyatakan demam maka akan ditunda kepulangannya," kata dia.

Sesampainya di Tanah Air, ia dan WNI lainnya langsung di karantina selama 14 hari oleh pemerintah di Natuna untuk memastikan mereka benar-benar negatif dari virus COVID-19.

Ia mengatakan bahwa selama masa observasi di Natuna para WNI diberikan kegiatan yang positif oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kemenkes, KBRI serta TNI.

"Kegiatannya bervariasi seperti bangun pagi, sholat berjamaah, senam pagi, sarapan dan pengecekan suhu tubuh yang dilakukan sehari dua kali," katanya.

Negatif

Novita mengatakan bahwa setelah proses karantina dan dinyatakan negatif dari virus COVID-19 sebanyak 238 WNI di Natuna langsung di kembalikan ke wilayahnya masing-masing.

"Tadi sampai ke Bandara Radin Intan II Provinsi Lampung, sekitar Pukul 08.00 lewat dikit dan di sana tidak ada pengecekan hanya diminta data-data saja," kata dia.

Ia mengatakan bahwa kedatangannya di Bandara dijemput oleh pihak keluarganya yang telah menanti sejak pagi hari.

"Pastinya senang dan gembira bisa sampai rumah serta bersyukur kita semua tetap sehat dan negatif dari virus itu," kata dia.

Sebenarnya, kata dia, ia takut dan was-was juga saat merebaknya pemberitaan terkait COVID-19 itu dan rasanya mau cepat-cepat keluar dari  Wuhan lalu pulang ke Indonesia.

"Perasaan aku waktu itu takut kan virus ini juga sudah banyak menyerang orang," kata dia.

Ia melanjutkan bahwa sesampainya di rumah, tidak ada sikap yang berbeda dari keluarga begitu juga tetangga, malah ada beberapa teman maupun paman serta kerabat yang menengok dan mengobrol.

"Paman, nenek dan lainnya di sini biasa saja sejak pulang tadi, ngobrol juga biasa tidak ada rasa takut. Senanglah pokoknya," ujarnya.

Ia mengatakan belum mengetahui bagaimana sistem perkuliahannya setelah kepulangannya ke Tanah Air karena adanya virus tersebut.

"Iya belum tahu bagaimana kelanjutan kuliah tapi nanti pihak kampus akan menghubungi untuk menginformasikan terkait perkuliahan," demikian Novita Eka Cahyani.

Baca juga: Soal COVID-19, tak ada perlakukan khusus keluarga mahasiswi Lampung

Baca juga: Warga respon positif pemulangan warga Lampung dari Natuna

Baca juga: Menkes: WNI selesai observasi virus corona tidak dilarang berkerumun

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020