Transjakarta dan MRT adalah instrumen pemersatu karena ini untuk kita semua
PT MRT Jakarta (Perseroda) dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan Shimizu Corporation Indonesia sebagai konsorsium pemenang tender menandatangani kontrak pembangunan proyek MRT Fase 2A dari Bundaran HI hingga Harmoni (CP 201) senilai Rp4,5 triliun di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Senin.
Penandatangan dilakukan oleh Direktur Konstruksi Silvia Halim dan Shimizu-Adhi Karya Joint Venture yang diwakili Yutaka Okumura terkait Paket Kontrak antara PT MRT Jakarta dan Shimizu-Adhi Karya JV (SAJV) terkait Design and Build Underground Section MRT Jakarta Project Phase 2 Contract Package 201.
Penandatangan tersebut disaksikan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii, Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, JICA Chief Representatif untuk Republik Indonesia Yamanaka Shinichi dan Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk Budi Harto.
Dalam sambutannya Anies menuturkan bahwa penandatanganan tersebut merupakan hasil dari proses yang panjang agar konstruksi bisa rampung sesuai jadwal dan dikerjakan benar-benar optimal.
“Setelah melalui proses perencanaan yang cukup rumit, pengerjaan MRT Jakarta Fase 2A khususnya 2,8 kilometer dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Monas ini bisa ditandatangani,” katanya.
Ia juga meminta agar dalam Fase 2 ini antara Stasiun MRT dan halte Transjakarta terhubung, sehingga memudahkan mobilitas masyarakat di mana seluruh kalangan dapat berbaur.
“Transjakarta dan MRT adalah instrumen pemersatu karena ini untuk kita semua. Rancangan Fase 2 ini sudah memperhitungkan integrasi. Nantinya seluruh transportasi, MRT yang menjadi backbone agar 100 persen terintegasi. Tidak akan ada lagi masalah seperti tidak terintegrasinya Stasiun ASEAN dan koridor 13 Transjakarta. Sekarang semua terintegrasi. Ini akan dilakukan untuk seluruh pembangunan transportasi umum baik itu MRT Jakarta, Transjakarta, dan LRT Jakarta agar warga masyarakat mudah untuk menjangkau ke mana saja,” katanya.
Baca juga: Stasiun MRT Jakarta Fase II akan terintegrasi dengan Transjakarta
Fase 2A dimulai dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Kota dengan total panjang jalur enam kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Thamrin, Stasiun Monas, Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar, Stasiun Mangga Besar, Stasiun Glodok, dan Stasiun Kota.
Penandatangan kontrak pekerjaan CP 201 antara PT MRT Jakarta dengan Shimizu – Adhi Karya JV (SAJV) menandai dimulainya pekerjaan proyek pembangunan Fase 2A.Dalam kontrak tersebut terdapat dua pekerjaan stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas. Paket pekerjaan CP 201 akan membangun terowongan dan stasiun yang memiliki jalur sepanjang 2,8 Km untuk menghubungkan Stasiun Bundaran HI dan Stasiun Harmoni.
Direktur Utama MRT William P Sabandar mengatakan proses konstruksi Fase 2 lebih rumit dari Fase 1 karena seluruh pembangunan di bawah tanah dan di beberapa titik akan dibangun di bawah Sungai Ciliwung serta adanya struktur tanah yang lunak di Jakarta Utara.
“Mengingat lokasi proyek yang berada di area Ring 1, PT MRT Jakarta selalu mengedepankan keamanan untuk masyarakat khususnya warga Jakarta. Sehubungan dengan hal tersebut PT MRT Jakarta akan menggunakan sistem perencanaan pembangunan dengan sistem pengamanan tinggi khususnya pada saat pengerjaan konstruksi Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas,” katanya.
Baca juga: 35 persen warga naik transportasi umum, MRT: Parkiran harus ditambah
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020