Kementerian Kesehatan telah memeriksa 104 spesimen terkait dugaan virus COVID-19 dan seluruhnya dinyatakan negatif oleh Laboratorium Balitbang Kesehatan Kemenkes......spesimen tersebut paling banyak dikirim dari DKI Jakarta.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Achmad Yurianto di Jakarta, Senin, menyebut sebanyak 104 spesimen tersebut dikirim dari 39 rumah sakit di 19 provinsi seluruh Indonesia.
Yurianto mengatakan spesimen tersebut paling banyak dikirim dari DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Utara, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jambi, Papua Barat, NTB, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, dan Sulawesi Tenggara.
Dia mengatakan paling banyak sampel spesimen berasal dari daerah yang memiliki penerbangan dari daerah yang terdampak virus, termasuk Kepulauan Riau yang menjadi pintu masuk dari Singapura.
Baca juga: Kemenkes sudah periksa 104 spesimen "suspect" COVID-19, 102 negatif
Baca juga: Kemenkes berikan sertifikat kepada WNI peserta observasi Corona
"Kalau kita lihat sebaran, sudah 'predictable', penerbangan langsung dan destinasi wisata Tiongkok," kata Yurianto.
Dia menerangkan bahwa perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Regional Asia Tenggara (SEARO) juga telah menyatakan bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk identifikasi virus COVID-19.
WHO juga telah melakukan pemeriksaan ganda pada laboratorium Balitbang Kesehatan Kemenkes. Selanjutnya WHO juga akan melakukan pemeriksaan ganda mulai dari pengecekan karantina kesehatan di setiap pintu masuk negara, teknik pengambilan spesimen, dan standar pengiriman sampel dari rumah sakit ke laboratorium.
"Double check bukan tidak yakin akan pekerjaan kita, tapi dalam memenuhi International Healt Regulation 2005 dan Global Health Security Agenda. Maka evaluasi eksternal itu penting, agar yakin quality control dan quality assurance bisa dipertanggungjawabkan," kata Yurianto.
Yurianto menyebut Kemenkes juga bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang berdiri di bawah Kementerian Riset dan Teknologi untuk mempelajari karakter virus COVID-19. Tujuannya agar penliti lebih memahami dan mendapatkan banyak informasi mengenai virus baru tersebut apabila nantinya dibuatkan vaksin dan obat.
Baca juga: Kemenpora-Kemenkes sepakat minta kualifikasi FIBA Asia ditunda
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020