Menparekraf Wishnutama Kusubandio mengatakan sejumlah strategi diterapkan untuk mendongkrak peringkat dan daya saing pariwisata Indonesia untuk mendatangkan devisa lebih besar dari sektor tersebut.mindset dari maskapai dan lain sebagainya akan diarahkan untuk membawa orang luar yang ingin masuk ke Indonesia, bukan orang Indonesia yang keluar
“Jadi ada beberapa hal strategis yang akan kami lakukan dalam waktu segera, yaitu bagaimana strategi secara grand strategi pariwisata Indonesia yang terkait juga dengan kementerian dan lembaga lain adalah memakai imbauan strategi,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio setelah rapat terbatas bertema Peningkatan Peringkat Pariwisata Indonesia yang dipimpin Presiden Jokowi di Kantor Presiden Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, perlunya peningkatan Travel Tourism Competitiveness Index Indonesia yang saat ini berada pada posisi 40.
Baca juga: Presiden sebut daya saing pariwisata Indonesia semakin baik
Pemerintah berniat untuk meningkatkan rangking Indonesia menjadi posisi ke-38 atau antara 36-38 pada 2021. Sebagai gambaran Thailand saat ini berada pada posisi 31, Vietnam 63, dan Malaysia 29.
“Ujungnya untuk mendatangkan devisa kepada Indonesia itu sendiri, sehingga mindset dari maskapai dan lain sebagainya akan diarahkan untuk membawa orang luar yang ingin masuk ke Indonesia, bukan orang Indonesia yang keluar ke mana. Contohnya itu salah satu daripada imbauan strategi,” katanya.
Ia menambahkan soal konektivitas dan “seat capacity”. Dalam rapat terbatas tersebut diputuskan jumlah ”seat capacity” menuju Indonesia. Tercatat Thailand memiliki “seat capacity” sebanyak 57 juta, sementara Singapura ada 35 juta, Malaysia 44,8 juta, dan Indonesia 25 juta.
“Dan sebagai catatan penting 25 juta ini ternyata load factor 76 persen, ini load factor sudah termasuk paling tinggi dibandingkan negara-negara lain di sekitar kita,” katanya.
Baca juga: Ini peringkat pariwisata Indonesia di dunia
Itu berarti sebanyak 19 juta ditambah dengan 5,5 juta digunakan oleh masyarakat Indonesia sehingga sisa “seat” sebanyak 13,6 juta.
“Artinya ini bagaimana kita bisa meningkatkan, jumlah konektivitas dan seat capacity. Begitu juga kita harus mencari potensi-potensi dari negara-negara atau kota-kota yang menjadi target market kita, menambah kota-kota yang menjadi target market kita atau menambah frekuensi penerbangan,” katanya.
Ia membandingkan wisatawan Malaysia dan wisatawan Australia, di mana jumlah wisatawan pada 2019 hanya sebanyak 9 juta dengan devisa yang dihasilkan 31 miliar dolar AS.
Baca juga: Menparekraf sebut insentif pariwisata terkait Corona diterapkan segera
Di Malaysia jumlah wisman sebanyak 25 juta namun devisa yang dihasilkan sebesar 25 miliar dolar AS.
“Jadi memang strategi meningkatkan kualitas turisme ini adalah satu hal yang penting untuk pariwisata kita ke depan,” katanya.
Baca juga: Menparekraf sebut potensi kerugian akibat virus corona Rp38,2 triliun
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020