Pakar perdagangan internasional dari UI, Fithra Faisal Hastiadi, menginginkan agar pertumbuhan ekonomi nasional dapat terus didorong dengan meningkatkan produktivitas serta meningkatkan keahlian SDM di berbagai daerah.Yang penting bagaimana meningkatkan kapasitas produksi serta meningkatkan skill labor
"Kuncinya itu di produktivitas. Yang penting bagaimana meningkatkan kapasitas produksi serta meningkatkan skill labor (keahlian tenaga kerja)," kata Fithra Faisal dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, dalam rangka memberdayakan bonus demografi yang akan usai pada sekitar 2030, maka Indonesia setidaknya harus mencapai pertumbuhan rata-rata 6,5 persen per tahun.
Bila hal tersebut tidak dicapai maka dikhawatirkan RI tidak terlepas dari jebakan negara kelas menengah.
Fithra juga mengingatkan pentingnya agar tenaga kerja yang dihasilkan dapat selaras keinginan dunia usaha.
Sebagaimana diwartakan, pendidikan vokasi, yang diajarkan balai latihan kerja (BLK) di berbagai daerah dinilai merupakan solusi tepat dalam menciptakan tenaga kerja siap pakai untuk industri di Tanah Air.
"Pendidikan informal dan vokasi melalui BLK menjadi solusi dalam menciptakan tenaga kerja siap pakai di berbagai industri," kata Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo.
Rahmad mengingatkan Presiden Joko Widodo telah berulang kali mencanangkan program pembangunan SDM sehingga pengembangan vokasi melalui BLK selaras dengan visi Kepala Negara.
Politisi PDIP itu berpendapat BLK bisa menjadi lokomotif untuk menciptakan kader bangsa yang bersiap mandiri dalam membangun wirausaha dan juga sebagai pekerja. Dari data, lanjutnya, sekitar 40 persen lulusan BLK diserap dunia industri.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian berupaya mengakselerasi kebijakan strategis untuk mendongkrak produktivitas industri manufaktur, di antaranya adalah yang terkait dengan ketersediaan bahan baku dan pasokan energi.
“Terjaganya kebutuhan bahan baku dan energi bagi sektor industri, tentu membawa dampak positif bagi keberlangsungan produksi mereka. Apalagi, bisa didukung dengan harga yang kompetitif, seperti gas industri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Selasa (4/2).
Menperin menjelaskan, Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar, sehingga bisa memberikan peluang bagi pengembangan bisnis sektor industri manufaktur. Terlebih lagi ditopang dengan kebijakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Guna upaya untuk memperluas pasar ekspor sektor industri, pemerintah terus mempercepat penyelesaian perjanjian kerja sama yang komprehensif dengan sejumlah negara potensial. “Kami juga mendorong agar bisa menembus ke pasar-pasar nontradisional seperti ke Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika,” imbuhnya.
Baca juga: Dongkrak produktivitas, Kemenperin akselerasi kebijakan strategis
Baca juga: Menperin sebut gaji per jam akan tingkatkan produktivitas industri
Baca juga: Wamenkeu: Produktivitas dan daya saing kunci pertumbuhan ekonomi RI
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020