Jadi aturannya, 40 persen dari pendapatan atau gaji bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari
Platform perencana keuangan, Halofina menilai gaya hidup kalangan milenial yang cukup dinamis harus memiliki pengetahuan pengelolaan keuangan sesuai skala prioritas.
Head of Marketing Communications Halofina, Garniasih Garnijanto memberikan tips agar generasi milenial dapat mengatur pengeluaran sesuai kebutuhan dan seimbang dengan penghasilannya di tengah gaya hidup yang dinamis.
"Jadi aturannya, 40 persen dari pendapatan atau gaji bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari," papar Garniasih Garnijanto dalam bincang-bincang bertema "Travel, Saving dan Insurance" di Jakarta, Selasa.
Kemudian, lanjut dia, sebesar 10 persen untuk kebutuhan baik, misalnya zakat, atau mengalokasikan dana gaji untuk orang tua.
Lalu sebesar 20 persen untuk investasi dan tabungan, 20 persen untuk kebutuhan dana darurat dan cicilan. Dan sisanya 10 persen untuk gaya hidup.
Generasi Millenial yang lahir pada kisaran tahun 1980-2000-an itu, menurut Garniasih Garnijanto, alokasi-alokasi itu merupakan financial check up, bertujuan untuk menilai seberapa sehat keuangan, serta benar-benar mengetahui persentase penggunaan penghasilan bulanan untuk masing-masing pos pengeluaran.
Dalam kesempatan sama, Vice President Group Sales Taspen Life Yadi R Nurdin mengatakan kalangan milenial juga harus sadar berasuransi agar di masa depan nanti mendapatkan nilai tambah dari produk yang diproduksi milikinya.
"Kita terus berulang-ulang meliterasi bahwa asuransi adalah bagian dari masa depan, terutama milenial. Misal dengan menyisihkan Rp350.000 per bulan, mereka bisa dapatkan dana setelah pensiun. Mulailah asuransi jangan tunda-tunda," ucapnya.
Baca juga: Ini cara Home Credit bantu masyarakat kelola keuangan untuk wujudkan masa depan
Baca juga: Kiat kelola keuangan setelah pesta pernikahan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020