Chief Economist and Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan memprediksi dampak virus corona terhadap ekonomi nasional tidak akan lama, dan hanya dirasa pada semester I/2020, karena polanya sama seperti epidemik virus lainnya, yakni seperti SARS dan MERS.Yang diperlu dicermati oleh investor adalah dampaknya terhadap pergerakan harga komoditas yang memiliki pengaruh pada pasar saham dan ekonomi Indonesia
"Jadi pada kuartal II akan ada harapan apabila polanya sama mengikuti kasus penyakit sebelumnya. Hanya saja belum dapat dipastikan berapa panjang waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian virus baru tersebut," kata Katarina di Surabaya, Selasa.
Dalam acara Standard Chartered 2020 Academy fo Media, dia mengatakan, dampak corona yang negatif tidak akan signifikan jangka panjang sehingga kemungkinan penurunan saham yang terjadi saat ini bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk membeli pada harga yang lebih murah.
"Prediksi ini kalau kita asumsikan seperti kasus penyakit sebelumnya, dan dampak corona kemungkinan satu kuartal, dan terhadap pasar saham kemungkinan empat bulan paling buruknya," katanya.
Ia mengakui, reaksi awal pasar terhadap corona cenderung negatif, hal ini karena adanya faktor ketidakpastian, sehingga muncul sentimen negatif.
"Pasar kami perkirakan mereda setelah intensitas penyebaran virus turun, dan investor menganalisa kembali dampak riil dari wabah terhadap ekonomi dan earnings perusahaan," katanya.
Ia menilai, dampak corona secara global paling banyak menyasar sektor pariwisata baik ritel, transportasi, hotel dan restoran.
"Untuk Indonesia cukup beruntung, karena selama ini tidak terlalu banyak bergantung pada sektor pariwisata lantaran sektor ini hanya berkontribusi 1,8 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB)," tuturnya.
Katarina mengaku, posisi Indonesia masih lebih baik dibanding Thailand yang 12 persen PDB nya masih bergantung pada pariwisata.
"Yang diperlu dicermati oleh investor adalah dampaknya terhadap pergerakan harga komoditas yang memiliki pengaruh pada pasar saham dan ekonomi Indonesia," katanya.
Sebelumnya, corona juga menyebabkan impor Jatim dari China turun 16,44 persen, dengan dominasi komoditas sayuran dan buah-buahan, akibatnya mendorong turunnya total impor Jatim selama Januari 2020, dengan total penurunan 1,08 persen, yakni dari 2,05 dolar AS pada Desember 2019, menjadi 2,02 dolar AS pada Januari 2020.
Baca juga: Kemenkeu pastikan sejumlah langkah jaga ekonomi dari wabah corona
Baca juga: Mendag pastikan ekspor manufaktur tak terganggu wabah corona
Baca juga: BI optimistis ekonomi tumbuh 5,1-5,5 persen di tengah ancaman corona
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020