• Beranda
  • Berita
  • BPS: Kualitas hidup warga Surabaya tertinggi di Jawa Timur

BPS: Kualitas hidup warga Surabaya tertinggi di Jawa Timur

19 Februari 2020 18:48 WIB
BPS: Kualitas hidup warga Surabaya tertinggi di Jawa Timur
Ilustrasi: Polisi wanita melakukan sosialisasi 'Electronic Traffic Law Enforcement' (ETLE) atau 'e-tilang' saat hari bebas kendaraan bermotor di Jalan Darmo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (ANTARA FOTO/Didik Suhartono/wsj)

Peningkatan pengeluaran per kapita yang disesuaikan ini menunjukkan bahwa kemampuan ekonomi masyarakat Jawa Timur semakin membaik

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat, kualitas hidup warga Surabaya tertinggi di provinsi itu,  yang terlihat dari nilai Indeks Pembangunan Manusianya (IPM) mencapai  82,22 poin, kemudian daerah lainnya yaitu Kota Malang, Kota Madiun, serta Kabupaten Sidoarjo yang menjadi wilayah dengan IPM yang tinggi.

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan di Surabaya, Rabu, mengatakan IPM merupakan indikator penting mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia.

IPM, kata dia, menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.

Secara umum, kata Dadang, nilai IPM Jawa Timur pada tahun 2019 naik dibanding tahun 2018, yakni dari 70,77 poin menjadi 71,50 poin pada 2019 atau tumbuh 1,03 persen.

"IPM dibentuk tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak. IPM merupakan indikator untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu kecepatan dan status pencapaian," katanya.

Baca juga: BPS: Pembangunan manusia di Indonesia terus alami kemajuan

Dadang mengatakan BPS mencatat angka detail IPM Jawa Timur dari komponen Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) pada 2019 mencapai 71,18 tahun. Kemudian Harapan Lama Sekolah (HLS) mencapai 13,16 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 7,59 tahun, sedangkan pengeluaran per kapita sebesar Rp 11.789.000.

"Peningkatan pengeluaran per kapita yang disesuaikan ini menunjukkan bahwa kemampuan ekonomi masyarakat Jawa Timur semakin membaik. Kondisi ini sejalan dengan makroekonomi yang ditunjukkan dari angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang juga mengalami kenaikan selama periode tersebut," katanya.

Di samping itu, harga-harga barang dan jasa khususnya kebutuhan pokok cukup terjaga inflasinya selama tahun 2019. Stabilnya inflasi tersebut menguatkan daya beli masyarakat Jawa Timur, sehingga roda ekonomi berputar cukup dinamis.


Baca juga: BPS: Tidak ada lagi provinsi dengan Indeks Pembangunan Manusia rendah

 

.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020