"Tidak masalah buatku untuk bermain di (lapangan) tanah liat selama satu atau dua minggu lalu kembali lagi ke permukaan keras. Bermain di tanah seperti pulang ke rumah. Saya suka permukaan ini dan juga menyukai Amerika Selatan, suasananya sangat berbeda. Saya mendapat pengalaman hebat, menang di sini dan di Buenos Aires dua kali. Jadi mudah bagiku untuk kembali ke sini," tutur Thiem dalam laporan ATP Tour, Rabu.
Menurut petenis jago permukaan keras ini, bermain di permukaan tanah liat tak akan mengganggu performa dan persiapannya menjelang turnamen permukaan keras ATP 1000 di Indian Wells dan Miami Amerika Serikat bulan depan.
Baca juga: Thiem atasi nyeri lutut menuju babak dua Rio Open
Justru juara Rio Open 2017 yang sudah kelima kalinya turut serta turnamen ini mengaku merasa nyaman saat bertanding di lapangan tanah liat yang khas di Amerika Selatan.
Rio Open 2020 menjadi turnamen pertama yang ia ikuti sejak bertanding di Australia Open. Meski ia harus kecewa karena berakhir sebagai runner-up, namun petenis asal Austria ini tetap berpikir positif dan membawa pengalaman berharga dari turnamen Grand Slam itu.
"Saya puas dengan performa di Melbourne, itu adalah 'neraka' selama dua minggu, mengalahkan tiga dari 10 petenis terbaik dunia dan akhirnya kalah dari Novak Djokovic. Tentu itu adalah kekecewaan besar, tapi setelah memikirkannya saya tahu itu adalah turnamen yang hebat untuk memulai musim ini. Saya harap akan seperti itu terus," pungkas petenis peringkat empat dunia ini.
Baca juga: Thiem: final Australia Open lebih menantang dari Roland Garros
Baca juga: Thiem jadi penantang Raja Australia Open Djokovic di babak final
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020