• Beranda
  • Berita
  • BMKG: Waspada gelombang empat meter di laut Maluku

BMKG: Waspada gelombang empat meter di laut Maluku

20 Februari 2020 14:01 WIB
BMKG: Waspada gelombang empat meter di laut Maluku
Gelombang tinggi di Pantai Sodong, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. ANTARA/Sumarwoto

peringatan dini gelombang tinggi berlaku 20-21 Februari

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Maritim Ambon mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi empat meter di laut Maluku.

Gelombang tinggi 2,5 - 4 meter berpeluang terjadi di laut Banda, perairan Kepulauan Leti hingga Tanimbar, perairan Kepulauan Kei hingga Aru dan laut Arafuru bagian tengah, kata kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Ambon , Ashar.

"Peringatan dini gelombang tinggi berlaku 20-21 Februari 2020," katanya, Kamis.

Baca juga: BBMKG: Waspada gelombang tinggi di Papua-Papua Barat
Baca juga: Nelayan-nakhoda kapal diingatkan BBMKG waspadai gelombang tinggi


Selain itu, gelombang setinggi 1,25 -1,50 meter juga berpeluang terjadi di laut Seram bagian barat hingga timur, perairan kepulauan Buru, pulau Ambon - Lease , hingga perairan selatan Seram, dan laut Arafuru bagian barat.

Tinggi gelombang serupa, juga bisa terjadi di perairan laut Sermata sampai Leti hingga Kepulauan Babar dan laut Arafuru.

Tinggi gelombang diakibatkan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara, umumnya dari utara hingga timur laut dengan kecepatan 5-25 knot, sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari barat hingga barat daya dengan kecepatan 5- 20 knot.

​​Kecepatan angin tertinggi terpantau di laut Natuna, laut Jawa, Flores, Banda dan laut Arafuru.

Baca juga: BMKG: Waspada gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia
Baca juga: Tinggi gelombang Papua sepekan capai empat meter, sebut BMKG


BMKG juga mengimbau masyarakat untuk memperhatikan resiko tinggi keselamatan pelayaran.

Risiko tinggi untuk perahu nelayan, menurut BMKG jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter. Kapal Tongkang 16 knot dengan tinggi gelombang 1.5 meter.

Sementara risiko tinggi untuk kapal ferry kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, dan kapal tongkang kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

Sedangkan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar, risiko tinggi jika menghadapi kecepatan angin di atas 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

"Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi untuk tetap waspada, " katanya.

Baca juga: Gelombang tinggi sulitkan pencarian korban kapal karam di Selat Malaka
Baca juga: ASDP Kupang rugi Rp2,7 miliar akibat kapal tidak beroperasi

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020