"Saat ini memang sudah ada ratusan ekor ternak babi di Pulau Timor yang mati, tetapi penyebabnya belum bisa diketahui," kata Asisten II Setda NTT, Semuel Rebo kepada Antara di Kupang, Sabtu.
Dia mengatakan, pemerintah telah mengirim sample ke laboratorium di Medan untuk dilakukan pemeriksaan, tetapi hasilnya belum disampaikan kepada Pemerintah NTT.
Menurut dia, pemerintah tidak bisa menyebut penyebabnya adalah jenis virus African Swine Fever (ASF) yang masuk dari Timor Leste.
Baca juga: 47.143 ekor babi di Sumut mati akibat virus ASF
"Untuk mengetahui bahwa itu adalah ASF, harus ada konfirmasi hasil pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu," kata mantan Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT itu.
Dia berharap, paling lambat pekan depan sudah ada hasil laboratorium dari Medan, sehingga bisa dicarikan solusi untuk menyelamatkan ternak yang ada di NTT.
Salah seorang peternak babi di Kupang, Martinus Suban mengatakan ternak babi miliknya mati setelah mulai menunjukkan gejala aneh.
Baca juga: Kementan segera uji coba vaksin pencegah virus demam babi Afrika
Menurut dia, gejala aneh pada ternak babi adalah makan mulai berkurang, dan pada hari kedua sudah tidak mau makan dan hari ke tiga hanya minum air dan hari ketujuh mati.
Dia mengatakan, telah melakukan konfirmasi dengan dokter langganannya dan mendapat informasi bahwa saat ini ada virus aneh dari Timor Leste.
Virus tersebut menurut dokter, belum ada obatnya atau vaksin sehingga jika ternak mulai menunjukkan gejala aneh, maka sebaiknya di potong, kata Martinus Suban.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020