"Inisiasi pertama tercetusnya bank sampah diawali dari warga yang juga anggota Kelompok Wanita Tani melihat sampah berserakan di lingkungan sekitar membuat lingkungan menjadi kumuh. Selain itu kami juga ingin menghidupkan kembali rasa kepedulian masyarakat akan lingkungan melalui bank sampah yang kini mulai surut," ujar Ketua Pokmas, Yulianto, di Bandarlampung, Sabtu.
Menurutnya, bank sampah mulai berdiri sejak empat bulan lalu dengan swadaya masyarakat yang rata-rata bekerja sebagai buruh.
"Awal terbentuknya bank sampah ini karena keprihatinan melihat lingkungan, namun lambat laun terpikirkan juga untuk mengangkat harkat hidup masyarakat melalui sampah, " katanya.
Baca juga: Warga Pulau Kelapa dan Harapan dilatih kelola bank sampah
Baca juga: DLH diminta serius selesaikan persoalan sampah Kota Padang
Baca juga: Pemerintah didorong optimalkan pemanfaatan bank sampah
Bank sampah yang berdiri di bawah naungan Koperasi dan Kelompok Wanita Tani Melati Jaya, mencoba mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan dan memilah sampah untuk membantu menunjang kebutuhan keluarga melalui pencatatan setoran sampah yang nantinya akan dibagikan saat Hari Raya Idul Fitri.
"Mekanisme Bank Sampah Melati Jaya ini, per dua hingga lima hari warga yang telah kita edukasi untuk memilah antara sampah organik dan anorganik mengantarkan sampahnya ke pengurus bank sampah, lalu Kelompok Wanita Tani akan mencatat di buku tabungan sampah dan sampah akan dipilah serta ditimbang, " ujarnya.
Ia menjelaskan, setelah masyarakat menerima catatan jumlah sampah yang di kumpulkan, pembagian hasil dapat diambil warga saat Hari Raya Idul Fitri.
"Sistem bank sampah ini seperti tabungan agar masyarakat bisa menabung guna memenuhi kebutuhannya, dari barang-barang tidak terpakai seperti sampah, " ujarnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Bank Sampah Melati Jaya.
"Banyak masyarakat disini bermata pencaharian sebagai buruh, jadi melalui bank sampah mereka dapat terbantu memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama saat Lebaran, mereka telah menabung seribu atau pun dua ribu rupiah dengan menukarkan sampah rumah tangga mereka, " ujar Ketua Bank Sampah Melati Jaya, Yuni.
Menurutnya, manfaat dari bank sampah yang dahulu sempat marak ditemukan di sejumlah daerah di Bandarlampung, setelah empat bulan ini terlaksana telah dirasakan oleh masyarakat sekitar.
"Manfaatnya sudah terlihat, masyarakat dapat dengan jelas memperoleh hasil dari pengumpulan sampah sembari membersihkan lingkungan sehingga tidak kumuh dan lebih asri, serta masyarakat dapat menggunakan dana hasil menabung sampah untuk anak sekolah, atau biaya berobat, " katanya.
Baca juga: Polri canangkan program Korlantas Peduli Lingkungan
Baca juga: Bank sampah binaan raih penghargaan, PLN Disjaya ajak perkuat sinergi
Baca juga: Bank sampah Induk Banjarmasin buat layanan jemput sedekah sampah
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020