PT Hutama Karya (Persero) berkomitmen menerapkan standar pelayanan minimum (SPM) dengan melakukan pemeliharaan secara rutin di seluruh ruas jalan tol yang dikelolanya di Sumatera dan Jawa.Sebelum melakukan perbaikan, akan kami sosialisasikan terlebih dahulu kepada pengguna jalan tol
"Kalau ada kondisi fisik jalan tol yang kurang baik seperti berlubang, tanah longsor, atau kendala lainnya, maka kami segera tangani dengan cepat,” ujar Executive Vice President Divisi Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol (OPJT) Hutama Karya J Aries Dewantoro dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Baca juga: Menteri PUPR puji kualitas tol Pekanbaru-Dumaidi Riau
Hutama Karya melakukan pemeliharaan secara rutin mulai dari tindakan preventif dengan cara memperlambat laju kerusakan jalan, rehabilitasi perkerasan, dan pemeliharaan rutin khusus untuk ruas tol yang masih dalam masa pemeliharaan kontraktor.
“Pemeliharaan dapat berupa tindakan preventif terhadap jalan dengan cara memperlambat laju kerusakan jalan, memelihara atau memperbaiki kondisi fungsi sistem tanpa meningkatkan
kapasitas struktural jalan. Pemeliharaan ini sudah diterapkan di Akses Tol Tanjung Priok dengan melakukan pekerjaan scrapping filling,” kata Aries.
Lebih lanjut rehabilitasi perkerasan dengan pemeliharaan jalan untuk memperpanjang umur jalan akan mengembalikan kapasitas struktural melalui perbaikan lapis fondasi atau dengan meningkatkan ketebalan perkerasan untuk mengakomodasi lalu lintas yang ada atau yang akan diantisipasi juga dilakukan oleh Hutama Karya.
Pemeliharaan ini diterapkan di ruas Tol JORR Seksi S yang sudah berumur lebih dari 23 tahun.
“Sebelum melakukan perbaikan, akan kami sosialisasikan terlebih dahulu kepada pengguna jalan tol. Biasanya, sosialisasi sudah dilakukan pada 3-4 minggu sebelum pekerjaan dimulai agar pengguna jalan sudah memiliki antisipasi saat perbaikan tiba," ujar Aries.
Ia mengatakan pengendara dapat mencari jalur lain, menggeser jam saat melintas, atau jika harus berada pada waktu perbaikan mereka dapat memakluminya.
Sosialisasi dilakukan lewat media sosial, radio, pamflet, spanduk informasi yang dipasang sebelum masuk ruas tol, dan variable message sign (VMS) di setiap gerbang tol.
Baca juga: Hutama Karya kolaborasi dengan BPJT kampanye keselamatan berkendara
Baca juga: Hutama Karya tegaskan pembangunan Tol Trans Sumatera selesai 2024
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020