"Kami dorong industri yang memiliki nilai tambah," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa dalam Kick Off Penyusunan RKP 2021 di Jakarta, Senin.
Menteri PPN menjelaskan untuk sektor industri, pemerintah akan mengutamakan industri yang bisa menjadi lokomotif pertumbuhan misalnya farmasi, turunan industri kelapa sawit, atau industri hilirisasi pertambangan seperti smelter.
Baca juga: Buka Munas PHRI, Wapres sampaikan pariwisata termasuk sektor prioritas
Industri manufaktur, kata dia, menjadi bagian evaluasi dalam RKP selama tahun 2019 yang akan digenjot lebih tinggi di atas 21 persen tahun 2021 karena saat ini porsinya terhadap produk domestik bruto (PDB) masih di bawah 20 persen.
"Ini yang mengakibatkan kita tidak masuk negara semi industri. Sementara kita ingin 4.0 jadi aneh kalau tidak melakukan perbaikan di industri manufaktur termasuk farmasi akan didorong pemerintah," imbuhnya.
Selain industri, pemerintah akan menggenjot pariwisata dan investasi.
Baca juga: Bappenas kalkulasi dampak ekonomi RI terhadap Pilpres AS
Dalam RKP 2021, kata dia, beberapa proyek utama akan dilakukan yakni pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas.
Sepuluh destinasi itu yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Likupang, Wakatobi, Raja Ampat, Bromo Tengger Semeru, Bangka Belitung dan Morotai.
Pemerintah juga akan memprioritaskan sembilan kawasan industri di luar Jawa dan 31 smelter, industri 4.0 pada lima subsektor yakni makanan minuman, tekstil, pakaian jadi, otomotif, elektronik, kimia dan farmasi.
Selain itu, juga ada pendidikan dan pelatihan vokasi untuk industri 4.0 dan jaringan pelabuhan utama terpadu.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020