• Beranda
  • Berita
  • BMKG mencatat sejumlah wilayah di Jakarta alami hujan ekstrem

BMKG mencatat sejumlah wilayah di Jakarta alami hujan ekstrem

25 Februari 2020 10:52 WIB
BMKG mencatat sejumlah wilayah di Jakarta alami hujan ekstrem
Sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi kawasan Bundaran Bank Indonesia di Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020) pagi. Hujan deras yang mengguyur Jakarta membuat sejumlah wilayah di Ibu Kota terendam banjir. ANTARA FOTO/Winda Wahyu Fariansih/pras.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sejumlah wilayah di Jakarta mengalami hujan dengan intensitas ekstrem atau di atas 150 mm per hari pada Senin (24/2) hingga Selasa (25/2) pagi.

"Tercatat beberapa wilayah mengalami hujan ekstrem dengan curah hujan tertinggi 278 mm yang tercatat Stasiun Meteorologi Kemayoran," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab yang dihubungi di Jakarta, Selasa.

Selain itu, hujan intensitas ekstrem juga tercatat di Pintu Air Pulo Gadung 260 mm, Pulomas 245 mm, Manggarai 209 mm, Halim Perdanakusuma 205 mm, Sunter Timur I Kodamar 165 mm dan Setiabudi Timur 150 mm.

BMKG juga mencatat curah hujan sangat lebat dengan intensitas antara 100-150 mm per hari terjadi di waktu yang sama di sejumlah wilayah seperti Pasar Minggu dan Waduk Melati 144 mm, Arg Tomang 141 mm, Kedoya 120,6 mm, Stasiun Meteorologi Curug 119 mm.

Baca juga: Delapan RW Kelurahan Pasar Baru terdampak banjir

Baca juga: Hujan sudah reda, jalan kawasan Pasar Baru Jakarta masih terendam

Baca juga: PMI Jaksel catat lima kecamatan terdampak genangan Selasa pagi


Hujan lebat juga tercatat di Pompa Cideng dan Karet masing-masing 115 mm, Istana 112 mm, Pakubuwono 110 mm, Teluk Gong 108 mm, Stageof Tangerang 107,8 mm dan Sunter Hulu 105 mm.

Sementara sejumlah wilayah lainnya mengalami hujan intensitas ringan, sedang hingga lebat yang juga terjadi tanpa henti sejak Selasa dinihari hingga pagi.

Akibat hujan yang terus menerus mengguyur tersebut, sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya banjir dan jalan tergenang sehingga mengganggu aktivitas masyarakat.

Menurut Fachri, kondisi cuaca tersebut disebabkan aliran massa udara yang bertiup di atas wilayah Indonesia banyak mengandung uap air.

Selain itu juga terdapat daerah pertemuan angin. Kedua fenomena ini ditambah dengan keberadaan siklon tropis Esther dan siklon tropis Ferdinand berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan.*

Baca juga: Dua siklon tropis sebabkan hujan lebat di wilayah Indonesia

Baca juga: Sejumlah wilayah Jakarta Selatan tergenang air

Baca juga: Sebagian Jakarta dikepung banjir

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020