"Indonesia yang beragama dan sebagai umat beragama dan warga dunia turut bertanggung jawab menjaga ketertiban dan perdamaian dunia," kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.
Baca juga: Presiden: Terorisme dan radikalisme masih menjadi tantangan serius
Baca juga: Wakil Kepala BPIP: Pancasila dan agama itu saling mendukung
Bamsoet mengatakan MPR RI akan memanfaatkan kunjungan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia ke MPR RI untuk menduniakan Pancasila sebagai ideologi yang mampu mengharmoniskan berbagai perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan di Indonesia.
Selain itu menurut dia, Pancasila juga bisa diimplementasikan masyarakat dunia yang kini sedang dirundung banyak konflik sosial dan horizontal lainnya.
"Pancasila bukanlah agama baru, melainkan ideologi yang berasal dari kandungan bangsa Indonesia. Intisari Pancasila digali oleh Bung Karno dengan melihat kehidupan sosial masyarakat dan berbagai ajaran agama yang hidup di Indonesia," ujarnya.
Karena itu menurut dia, tidak mengherankan walaupun di Indonesia hidup lebih dari satu agama, seperti Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, serta berbagai aliran kepercayaan, namun penduduknya tetap toleran.
Bamsoet mengatakan, selain mengadakan pertemuan dengan Mr. Mohammed bin Abdulkarim al-Issa, MPR RI juga akan memfasilitasi penyelenggaraan seminar internasional tentang Islam yang rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta alam.
Baca juga: Mahfud: Penataran P4 dihidupkan lagi dengan format baru
"Berkaca pada kondisi masyarakat Indonesia yang hampir 90 persennya beragama Islam, namun tak pernah memaksakan apalagi menyalahgunakan agama sebagai sumber pertikaian dan peperangan. Wajah penduduk muslim Indonesia bisa dijadikan role model bagi wajah muslim dunia," katanya.
Politisi Partai Golkar itu mengatakan, seminar internasional tentang Islam rahmatan lil alamin yang baru pertama kali diselenggarakan MPR RI itu merupakan langkah strategis bagi MPR RI menembus kancah internasional.
Selain itu menurut dia, untuk mengimplementasikan tujuan bernegara Indonesia seperti yang tercantum dalam alinea ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Baca juga: Presiden akan bangun terowongan bawah tanah dari Istiqlal ke Katedral
Baca juga: Katedral sambut baik rencana pembangunan Terowongan Silahturahmi
Menurut dia, dalam seminar internasional tersebut, MPR RI akan mengundang berbagai lembaga keagamaan. Antara lain Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Pusat Muhammadiyah, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
"Perwakilan Umat Budha Indonesia (WALUBI), Parisada Hindu Dharma Indonesia, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), serta berbagai tokoh agama dan cendikiawan yang concern terhadap kebangsaan, kemajemukan dan keagamaan," ujarnya.
Menurut Bamsoet, nilai-nilai Pancasila yang berketuhanan, pengakuan terhadap hak asasi manusia (HAM), persatuan, kedaulatan rakyat, serta keadilan sosial, harus kita sebarkan ke berbagai penjuru dunia untuk mewujudkan dunia yang lebih damai, lebih toleran, dan berkemajemukan.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020