"Kebutuhan untuk makan sangat mendesak. Jadi warga sepakat mendirikan dapur umum," kata warga setempat Yusup Nurwenda, di Karawang, Selasa.
Ia mengatakan, warga yang terdampak banjir di perumahan tersebut hampir mencapai 3.000 orang. Karena itu dibutuhkan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan.
Menurut dia, warga inisiatif mendirikan dapur umum karena harus tidak bisa menunggu lama pada dapur umum yang didirikan Pemkab Karawang.
"Selain dari donasi perorangan, warga juga dibantu dari salah satu perusahaan di wilayah Dawuan untuk mendirikan dapur umum," katanya.
Sementara itu, bencana banjir yang terjadi sejak beberapa hari terakhir di Karawang semakin meluas dan kini banjir melanda 14 kecamatan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karawang Yasin Nasrudin, mengatakan, sebelumnya pada Senin (24/2), banjir melanda ribuan rumah di sembilan kecamatan.
Sesuai dengan pendataan BPBD Karawang, kini banjir sudah terjadi di 14 kecamatan. Di antaranya di Kecamatan Rengasdengklok, Cilebar, Telukjambe Barat, Kutawaluya, Jayakerta, Tegalwaru dan Kecamatan Pangkalan.
Selain itu, banjir juga terjadi di Kecamatan Ciampel, Karawang Timur, Pedes, Karawang Barat, Cikampek, Telukjambe Timur dan Kecamatan Cilamaya Wetan.
Dari 14 kecamatan, sedikitnya ada 11,212 keluarga yang terdiri atas 32,961 jiwa terkena dampak banjir. Sedangkan rumah yang terendam mencapai 10.529 rumah.
Untuk ketinggian air bervariasi, mulai 30 centimeter hingga 2 meter.
Banjir di Karawang terjadi akibat tingginya curah hujan yang disusul dengan meluapnya beberapa sungai.
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020