Isi surat edaran itu turut menganjurkan staf yang pernah berpergian ke Italia dalam waktu dua pekan terakhir agar tidak mendatangi gedung Parlemen Uni Eropa (EU) dan sebaiknya bekerja dari rumah. Wilayah Italia Utara yang dimaksud dalam anjuran itu meliputi Lombardy, Piedmont, Emilia-Romagna dan Veneto.
Di samping Italia, negara lain yang jadi perhatian EU, di antaranya China, Singapura, dan Korea Selatan.
Badan legislatif EU merekomendasikan agar staf memeriksa suhu tubuh mereka dua kali sehari selama 14 hari. Setelah tahapan itu dijalani, mereka dapat kembali bekerja ke kantor tetapi tetap harus meminta persetujuan dokter.
Komisi Eropa pada akhir Januari sempat mengingatkan karyawannya agar menunda rencana perjalanan ke China, khususnya untuk keperluan yang "kurang mendesak".
Di tengah krisis wabah virus corona atau COVID-19, EU pada Senin mengatakan pihaknya belum memutuskan rencana mengenakan larangan berpergian lintas batas negara-negara wilayah Schengen. Namun, EU masih menyiapkan rencana pencegahan dan pengendalian virus.
Belum lama ini, Otoritas di Lombardy dan Veneto, kawasan industri serta keuangan di Italia, sementara meliburkan aktivitas di sekolah, universitas, museum, dan bioskop selama satu pekan. Pemerintah setempat juga melarang ada pertemuan publik, di antaranya termasuk karnival Venezia.
Lombardy, yang mencakup wilayah Milan, menjadi area terdampak virus corona terparah di Italia setelah 172 pasien terkonfirmasi positif terjangkit COVID-19. Jumlah korban di Italia sampai saat ini bertambah jadi total tujuh orang pada Senin.
Sementara itu, otoritas setempat mencatat jumlah kasus baru untuk penularan virus meningkat jadi 220.
Sumber: Reuters
Baca juga: EU belum rencanakan pembatasan perjalanan Schengen terkait corona
Baca juga: Turis China di Prancis meninggal, kematian pertama di Eropa
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020