Presiden, di Balai Sidang Jakarta, Rabu, mengatakan pemerintah harus mempertimbangkan banyak aspek untuk mengevakuasi WNI dari kapal pesiar tersebut.
Beberapa aspek yang dipertimbangkan adalah fakta bahwa wabah Corona atau Covid-19 sudah semakin meluas dan menjadi ancaman serius di Jepang, Korea Selatan, Iran dan Italia. Proses evakuasi juga tetap mempertimbangkan keamanan sebanyak 267 juta jiwa masyarakat Indonesia di Tanah Air.
"Tetap (memperhatikan). Ini masih dalam proses," ujarnya.
Kepala Negara sudah meminta jajaran Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhajir Effendy, dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk mengkalkulasi seluruh aspek sebelum melakukan proses evakuasi.
"Ini sudah menjalar ke banyak negara. Awalnya Tiongkok, kemudian Korea Selatan juga, Jepang, Iran, Italia. Semua keputusan harus hati-hati tidak boleh tergesa-gesa," ujar Kepala Negara.
Di kapal Diamond Princess, terdapat total 78 WNI yang menjadi awak kapal. Sembilan di antara puluhan kru tersebut, dinyatakan positif terjangkit Covid-19 dan dirawat di rumah sakit di Jepang. Sedangkan 69 WNI lainnya dinyatakan sehat, menurut keterangan Menkes Terawan Agus Putranto pada Selasa (25/2).
Saat ini, Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah terlebih dahulu mengevakuasi 188 WNI yang menjadi kru kapal pesiar World Dream. Jumlah WNI yang menjadi kru kapal di World Dream lebih banyak dibanding Diamond Princess, dan letak kapal World Dream pun lebih dekat dari Indonesia.
Jokowi mengatakan para ABK World Dream selanjutnya akan dibawa ke Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu Sejumlah fasilitas observasi kesehatan, kata Jokowi, sudah disiapkan di pulau tersebut.
"Sebaru dipilih karena faktor kesiapan," ujarnya.
Menurut rencana pemerintah, para WNI dari kapal World Dream akan sampai di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Jumat (28/2).
Setelah tiba di Sebaru, sebanyak 188 WNI dari kapal World Dream itu akan diobservasi selama dua pekan sesuai prosedur kesehatan yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: RSUP Kariadi pastikan penyebab pasien meninggal bukan virus corona
Baca juga: Kasus corona di China sentuh angka 78.064 dengan 2.715 kematian
Baca juga: Hokkaido Jepang berupaya tutup seluruh SD dan SMP terkait corona
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020