"Jadi kami kerja sama untuk sewaktu-waktu mengadakan sidak, termasuk kalau dari pendalaman di lapangan, kami menemukan ada pengendali (narkoba) dari dalam (lapas). Maka kami koordinasi untuk mengambil langkah-langkah, seperti pengamanan, pemeriksaan, dan penyidikan," kata Komjen Sigit di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu.
Baca juga: Yasonna Laoly: Permasalahan utama di lapas adalah narkoba
Pasalnya, menurut dia, ada kecenderungan peningkatan keterlibatan napi di lapas terhadap peredaran narkoba.
"Akhir-akhir ini rata-rata ada keterlibatan (napi di lapas)," katanya.
Ia menegaskan perlunya terobosan besar dalam upaya untuk memberantas kejahatan narkoba.
Baca juga: Ditjen PAS tingkatkan pencegahan peredaran narkoba di lapas
Hal ini sesuai amanat Presiden Joko Widodo dalam Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Rencana Aksi Nasional pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
"Kejahatan narkoba harus diberantas dengan cara-cara extraordinary, bukan dengan cara-cara biasa," katanya.
Pihaknya pun meminta jajarannya untuk meningkatkan sinergi dengan para pemangku kepentingan seperti Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Bea Cukai untuk memberantas peredaran narkoba.
Baca juga: Bareskrim paparkan pentingnya kerja sama bongkar narkoba di lapas
"Dari mana narkoba masuk, petakan, tidak ada alasan. Tingkatkan sinergitas pengawasan," katanya.
Ia mengatakan kinerja Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri dan Ditresnarkoba di polda-polda harus ditingkatkan dalam memberantas penyelundupan narkoba.
"Kalau tidak bisa mengungkap (narkoba) lebih besar, artinya tidak boleh ada narkoba yang masuk (ke Indonesia)," katanya.
Baca juga: Polri: Pengendali narkoba dari lapas masih sulit dibidik
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar membentengi keluarganya masing-masing dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
"Bentengi keluarga kita, bentengi anak-anak kita, beri edukasi ke mereka, agar anak-anak kita tidak mudah tergiur dengan tawaran-tawaran narkoba," katanya.
Mantan Kadiv Propam Polri ini menyoroti program pemerintah yang menargetkan Indonesia bisa masuk dalam empat besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada 2045. Masih maraknya peredaran narkoba menjadi tantangan tersendiri untuk menyukseskan target pemerintah tersebut.
"Tugas kita bersama bahwa tahun 2045, harapan kita bisa masuk level 4 pertumbuhan ekonomi di dunia. (Hal ini) akan berhasil bila kita bisa memerangi masalah narkoba dengan tuntas," katanya.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020