"Sangat bagus dan itu gunanya relawan. Tentunya tanpa relawan kami pemerintah tidak mungkin bisa cepat turun ke lapangan. Kami kan butuh waktu, sedikit birokrasi. Saya kira relawan-relawan ini walaupun tidak dibayar, mereka dengan sigap dan respons cepat," kata Mensos Juliari ketika meninjau lokasi banjir di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Rabu.
Kesigapan dan respon cepat yang dilakukan oleh para relawan dari berbagai organisasi masyarakat (ormas) untuk membantu masyarakat itu sangat diapresiasi oleh pemerintah.
Baca juga: Menteri Sosial minta pemda lebih matang rencanakan antisipasi banjir
Pemerintah, kata Mensos, berterima kasih terhadap semua pihak baik relawan maupun swasta yang menunjukkan kepedulian mereka terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan saat mengalami bencana alam.
Tindakan yang dilakukan aktor-aktor bukan pemerintah itu membantu kerja Kemensos dan membuat pekerjaan untuk mendukung masyarakat yang terkena dampak bencana menjadi semakin ringan.
Sebelumnya, hujan deras pada Senin (24/2) membuat 12 desa di daerah Kabupaten Pemalang tergenang banjir yang berdampak terhadap 1.200 kepala keluarga atau sekitar 23.714 jiwa.
Baca juga: Banjir landa Pekalongan dan Batang, ratusan warga mengungsi
Tidak hanya Pemalang, Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan juga mengalami banjir akibat curah hujan ekstrem. Total 1.776 orang mengungsi di Kota Pekalongan sementara sekitar 13.929 orang terdampak banjir di Kabupaten Pekalongan, menurut data Kemensos.
Karena itu, jika terjadi banjir berulang, Mensos berharap ada perencanaan matang dari berbagai pihak agar warga tidak terus mengalami banjir menggenangi rumahnya.
"Kelihatannya memang di sini langganan banjir, jadi saya kira pemerintah kabupaten dan dinas-dinas terkait harus ada perencanaan yang lebih matang untuk antisipasi ke depannya agar tidak menjadi langganan," ujar Mensos saat menyerahkan bantuan.
Baca juga: Kapolda Jateng tinjau lokasi banjir di Pekalongan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020