Ketua eksekutif Tokyo 2020 Toshirō Mutō mengatakan kirab obor, yang dianggap sebagai peristiwa penting dalam menjelang Olimpiade, dapat dikurangi porsinya sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus.
"Perampingan adalah salah satu pendekatan yang bisa kita pertimbangkan." katanya kepada wartawan, Rabu, seperti dikutip kantor berita Kyodo.
Muto, menegaskan bahwa kibab obor yang rencananya akan dimulai 29 Maret di daerah yang pernah dilanda bencana di Fukushima, tidak akan dibatalkan.
Menurunkan jumlah peserta upacara keberangkatan dan kedatangan kirab obor bisa menjadi salah satu langkah yang ditetapkan oleh Tokyo 2020 di tengah kekhawatiran akan virus tersebut, yang sejauh ini telah menewaskan 2.770 orang dan menginfeksi lebih dari 81.000 orang di seluruh dunia.
"Menyatukan penonton dalam jumlah besar bisa meningkatkan risiko infeksi," kata Muto.
Virus corona telah berdampak signifikan pada sejumlah turnamen kualifikasi Olimpiade, dan memunculkan adanya saran kemungkinan Olimpiade ditunda atau dibatalkan - klaim yang secara konsisten dikecilkan oleh penyelenggara dan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Anggota senior IOC Richard Pound sebelumnya mengatakan bahwa keputusan belum akan diambil sampai akhir Mei.
Pound mengatakan Olimpiade bisa dibatalkan jika virus, yang diberi nama resmi COVID-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia, tidak terkendali saat itu.
Menanggapi komentar Pound, Menteri Olimpiade Jepang Seiko Hashimoto menepis kekhawatiran dan menegaskan bahwa Olimpiade, yang dijadwalkan akan dimulai pada 24 Juli, akan berjalan sesuai rencana.
"Yang akan kami lakukan adalah mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah Olimpiade tanpa rasa cemas dan memuaskan IOC," tambah Hashimoto.
Wabah tersebut telah memaksa pembatalan, penundaan, atau relokasi puluhan acara, termasuk Kejuaraan Dunia dan kualifikasi Olimpiade.
Liga sepak bola J-League di negara itu, pekan ini mengumumkan bahwa mereka telah menunda semua pertandingan resmi di tiga divisi hingga 15 Maret.
Tokyo 2020 juga telah menunda pelatihan relawan Olimpiade dan Paralimpiade karena wabah tersebut.
Ada 172 kasus infeksi virus corona di Jepang, yang sejauh ini melaporkan dua kematian.
Empat lainnya tewas di kapal pesiar yang telah dikarantina di Yokohama sejak 3 Februari, meskipun Jepang tidak menghitung kematian ini dalam penghitungan keseluruhannya.
Pemerintah Jepang telah dikritik dalam beberapa pekan terakhir karena dugaan kegagalan untuk merespons krisis.
Baca juga: Panitia antisipasi virus corona dari pawai obor Olimpiade 2020
Baca juga: Olimpiade 2020 gunakan obor berbahan bakar hidrogen
Baca juga: Obor Olimpiade 2020 akan singgahi area bekas tsunami
Pewarta: Teguh Handoko
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2020