Jakarta, (ANTARA News) - Suasana penuh keakraban antara penonton dengan musisi jazz Benny Likumahua terasa sepanjang "Jazz Concert Continously" di Balai Kartini, Sabtu malam (7/2).
Benny yang malam itu menjadi pusat perhatian sekitar 600 penonton akrab menyapa dan berdialog. Ia membuka konser dengan memainkan bongo, alat musik pertama yang ia mainkan semasa kanak-kanak.
Benny membawakan dua lagu di awal konser, lagu yang menurut pengakuannya pernah dibawakan saat manggung di RRI Ambon.
"Waktu itu usia saya 11 tahun ketika pertama kali punya grup band dan manggung di RRI Ambon," kata Benny.
Usai membawakan lagu-lagu jazz era tahun `50an itu Benny bercerita tentang perjalanan karirnya sebagai musisi. Dalam balutan kemeja longgar warna hitam dipadu celana panjang warna yang sama, Benny mengisahkan impian besarnya menjadi musisi dan berbagai keterbatasan yang dirasakan.
"Kesuksesan itu tidak semudah membalik telapak tangan, semua harus melalui kerja keras dan perjuangan," katanya.
Benny mengisahkan dalam perjalanan karirnya mengalami banyak hal pahit yang menempanya menjadi musisi hingga sekarang. Ia pernah dilarang main musik karena dianggap junior, ditegur karena permainan yang buruk, bahkan manggung bersama grup sebanyak 35 orang di Taman Ismail Marzuki hanya dengan tiga orang penonton.
"Tapi sekarang saya merasa senang dan bangga, melihat banyak orang membicarakan jazz dan memainkannya. Soal apakah yang dimainkan itu benar-benar jazz atau bukan itu nomor dua, yang terpenting musik jazz terus berlangsung hingga sekarang," ujar Benny yang selalu mengenakan topi dalam setiap penampilan.
Semakin Hangat
Pada bagian berikutnya konser semakin hangat dengan hadirnya sejumlah penyanyi dan musisi pendukung. Pembetot bas, Barry Likumahua dan dan pemain saksofon, Dennis Junio Gani. Tiga orang dari generasi yagn berbeda ini tampak menyatu di atas panggung membawakan beberapa lagu dengan aransemen baru, termasuk lagu "Naik-naik Gunung" yang terdengar sangat unik.
Benny adalah musisi serba bisa asal Ambon yang lahir di Kediri, 18 Juni 1946. Ia memiliki talenta di bidang musik yang luar biasa tanpa mengenyam pendidikan khusus di bidang musik.
Namanya telah dikenal luas hingga ke mancanegara dan telah manggung di berbagai festiva jazz di dunia seperti North Sea Jazz Festival, Asean Jazz Festival, Java Jazz, Jak Jazz, Bali International Jazz Festival, dan bekerja sebagai musis freelance hingga sekarang.
"Musik itu sangat simpel kok, bernyanyilah. Sebab alat musik hanyalah media saja dalam bermusik," ujarnya.
Sejumlah penyanyi dan musisi yang selama bertahun-tahun setia mendukung karirnya bermusik juga menyumbangkan suara di atas panggung. Salah satunya adalah penyanyi jazz asal Kota Batu, Jawa Timur, Syaharani. (*)
Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009