ANTARA yang berada di lokasi kebakaran sejak Sabtu malam hingga Ahad pagi menyaksikan api yang membakar lahan perkebunan dan semak belukar itu terlihat membesar hingga kawasan tersebut menjadi lautan api ditambah pula tiupan angin yang kencang.
Masyarakat bersama regu pemadam kebakaran dari Dinas Kehutanan Riau tidak mampu menangani kobaran api hingga Ahad pagi dan begitu api mulai surut maka kawasan yang semula rimbun dengan tanaman menjadi kering menghitam sisa pembakaran.
"Luar biasa apinya mengerikan sekali. Sekitar 600 hektar luas lahan yang terbakar," ujar Sekretaris Desa Sepahat Muhammad Ali (45) saat dijumpai dilokasi kebakaran.
Muhammad Ali bersama warganya serta regu pemadam kebakaran telah berupaya memadamkan kobaran api dengan berbagai peralatan seadanya baik dengan memakai kayu maupun alat penyemprot hama tanaman.
Sedangkan, regu pemadam kebakaran hutan dan lahan dari Manggala Agni tidak ikut serta dalam pemadaman sehingga peralatan pemadaman tidak ada.
Ali mengakui, datang kelokasi kebakaran setelah mendapat informasi dari salah seorang warganya bahwa api makin besar di areal perkebunan warga.
"Lahan yang terbakar tidak hanya semak belukar tetapi juga kebun sawit, kebun karet dan kebun ubi masyarakat. Seluas mata memandang saat ini areal yag semula rimbun telah menjadi padang tandus. Hangus terbakar," ungkap Ali.
Tanaman sawit dan karet masyarakat yang hangus terbakar itu diperkirakan baru berumur tiga sampai empat tahun.
Ia mengakui, kebakaran lahan di daerahnya dalam tahun ini sangat dahsyat karena luasnya areal yang terbakar dan sulitnya api dipadamkan karena lahan gambut dan kencangnya angin.
Sementara itu, Kepala Seksi Pemadam Kebakaran Dishut Riau Said Nurjana yang juga berada dilokasi kebakaran lahan itu mengakui, api mudah membakar bukan saja karena tiupan angin yang besar tapi juga lkasi yang terbakar merupakan lahan gambut yang kering.
Said Nurjana mengatakan, dalam tiga hari terakhir api terlihat saat malam namun begitu siang yang muncul asap karena ada beberapa titik api yang berhasil dipadamkan.
"Titik-titik api yang disangka telah padam, rupanya membara lagi saat malam dan menyebar. Api berada didalam gambut hingga sulit dipadamkan. Cobalah tengok dalam satu malam sekitar 600 hektare yang terbakar, sekejab saja" kata Said.
Ia menjelaskan, dalam masa satu bulan terakhir kebakaran lahan dan hutan di perbatasan Kabupaten Bengkalis-Kota Dumai itu terus terjadi.
Api yang semula dapat dipadamkan, tak lama kemudian muncul lagi.
Puluhan ribu hektar areal di daerah Sepahat (kabupaten Bengkalis) dan Pelintung (Kota Dumai) telah dicanangkan sebagai areal perkebunan rakyat oleh Pemerintah Provinsi Riau dengan program Kebun K2i (pengentasan Kemiskinan Kebodohan dan Infrastruktur). Dalam beberapa tahun terkahir areal tersebut terus terbakar. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009