Pengamat politik Florencio Mario Vieira mengatakan, situasi politik di Timor Leste saat ini sangat tergantung pada keputusan Presiden Francisco Guterres dalam menyikapi pengunduran diri Perdana Menteri Taur Matan Ruak.Presiden mempunyai kuasa penuh atas politik dan hukum, mengacu kepada konstitusi negara itu,
"Saat ini bola ada di tangan presiden sesuai dengan konstitusi. Jika presiden menerima pengunduran diri Perdana Menteri Taur Matan Ruak, maka mungkin jalan lebih mulus terhadap koalisi baru pimpinan CNRT ( Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor)," kata Florencio Mario Vieira di Kupang, Kamis.
Namun jika permintaan pengunduran diri PM Timor Leste dibiarkan mengambang, maka situasi politik semakin tidak kondusif yang berdampak pada efektivitas pemerintahan, katanya.
Pemerintahan tidak efektif, menurut dia, ukurannya adalah pada pengesahan APBN yang tertunda, dan berdampak pada roda ekonomi di negara itu.
Artinya, situasi politik di Timor Leste tergantung presiden dalam merespons pengunduran diri perdana menteri. Jika pengunduran diri diterima presiden maka ada ruang segera terbentuknya PM baru disertai kabinet baru, tetapi jika terus mengambang maka roda pemerintahan macet.
Dia mengatakan, presiden memiliki hak prerogatif untuk menerima atau tidak pengunduran diri Perdana Menteri Taur Matan Ruak.
"Namun jika tidak diterima, maka hal itu soal ulur-ulur waktu untuk kepentingan politik semata," katanya.
Mario menambahkan, sesuai dengan konstitusi, Presiden Francisco Guterres bisa menyatakan bahwa situasi ekonomi dan politik masih berjalan lancar sehingga bisa menolak permohonan pengunduran diri PM Taur Matan Ruak.
"Presiden mempunyai kuasa penuh atas politik dan hukum, mengacu kepada konstitusi negara itu," kata Alumni John Hienz III, School of Public Policy and Management, Carnegie Mellon University, PA, USA itu.
Baca juga: Pengamat: PM RDLT mundur konsekuensi pemerintahan parlementer
Baca juga: PM Timor Leste mengundurkan diri setelah koalisi pendukung bubar
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020