Sejumlah keluarga keturunan Pangeran Jayakarta khawatir peristiwa longsor di areal pemakaman di Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur, meluas.Keluarga, semuanya resah
"Harus segera ada perbaikan permanen untuk pembuatan turap baru, jangan sampai longsornya meluas. Keluarga, semuanya resah," kata keluarga keturunan Pangeran Jayakarta, Entin Swartini, di Jakarta, Kamis.
Entin menyempatkan diri datang menuju Kompleks Pemakaman Keluarga Pangeran Jayakarta di Jalan Jatinegara Kaum Nomor 49 RT 003 RW 003, Pulogadung untuk mengecek makam Suratin bin Hamim yang merupakan ibu kandungnya.
"Alhamdulillah makam ibu saya baik-baik saja, tapi kan jaraknya sekitar dua meter dari tanah longsor," katanya.
Baca juga: Lima jasad keluarga Pangeran Jayakarta dievakuasi akibat longsor
Entin berharap pihak terkait segera membuat turap permanen untuk mencegah tanah longsor semakin meluas.
"Sebab cuaca ekstrem kabarnya masih sampai bulan depan, apalagi penanganan sementara cuma kayu cerucuk aja," katanya.
Penjaga makam keluarga Pangeran Jayakarta Untung Suryadi mengatakan lima perwakilan keluarga dari makam yang direlokasi akibat longsor tidak mempermasalahkan proses pemindahan makam.
"Keluarga menerima semua, sebab ini kan musibah," katanya.
Baca juga: Lima bangunan di Cipinang Melayu ambruk dan hanyut saat banjir
Untung mengatakan posisi lahan pemakaman yang berada di bantaran Kali Sunter sebagian mengalami keretakan usai luapan air yang terjadi pada 24-25 Januari 2020.
"Beberapa lahan sudah retak dan miring. Batu nisan juga ada yang pecah," katanya.
Sebelumnya diberitakan sebanyak lima jasad keluarga Pangeran Jayakarta direlokasi oleh otoritas setempat setelah areal pemakaman di Jalan Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur, amblas karena longsor ketika Kali Sunter meluap.
Peristiwa itu dilaporkan berlangsung pada Selasa (25/2) sekitar pukul 01.00 WIB.
Pangeran Jayakarta merupakan putera kesultanan Banten yang berkuasa di wilayah Jakarta (dulu bernama Jayakarta) pada era penjajahan Belanda. Dia pernah mengusir Belanda dari wilayah Jakarta sebelum wafat pada 1640.
Baca juga: Perusahaan asuransi data klaim banjir Jakarta yang terjadi 25 Februari
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020