Detail dari kesepakatan tersebut tidak dipublikasikan namun FIA menyatakan jika kedua pihak telah menyetujui sejumlah komitmen teknis, demikian Reuters pada Sabtu.
Mereka menyatakan jika hal tersebut akan meningkatkan pengawasan terhadap semua power unit F1 di masa depan dan membantu FIA dalam melaksanakan kewajiban mereka terkait regulasi di F1 dan kegiatan penelitian untuk emisi karbon dan bahan bakar berkelanjutan.
Mesin Ferrari itu menjadi bahan pembicaraan tahun lalu di mana tim-tim rival mencurigai adanya kecurangan dalam sensor aliran bahan bakar mesin tersebut untuk meningkatkan performa. Meskipun demikian mereka tak melayangkan protes resmi.
Tim berlogo kuda jingkrak itu mengawali musim 2019 sebagai yang dominan di tes pramusim di Barcelona dan memiliki kecepatan tinggi di lintasan lurus.
Baca juga: Wabah virus corona bikin pusing logistik Formula 1
Namun demikian performa mereka menurun setelah FIA mengeluarkan sejumlah arahan dan regulasi pemasangan sensor ganda aliran bahan bakar di paruh kedua musim.
Kepala tim Ferrari Mattia Binotto membantah jika melakukan kecurangan dengan mengatakan jika mereka adalah salah satu tim yang paling sering dicek di grid.
"Kami tak pernah mengganti cara kami mengoperasikan mesin untuk bagian terakhir dari musim ini," kata dia.
Ferrari tahun lalu finis runner-up setelah Mercedes dengan mengantongi tiga kemenangan grand prix.
Baca juga: Vettel dan Ferrari tercepat, Mercedes mogok di hari ke-5 tes Barcelona
Baca juga: Leclerc ungkap kekuatan terbesar Ferrari SF1000
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2020