Pemimpin Korea Utara, Kim Jong un, meninjau latihan militer pada Jumat (28/2), menurut laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), aktivitas yang jarang dilakukan di tengah upaya pencegahan wabah virus corona di negara itu.Jika penyakit infeksi tersebar di luar kontrol ini menemukan jalan masuk ke negara kita, maka akan mengakibatkan konsekuensi serius. Tidak ada satupun kasus khusus yang boleh terjadi dengan sistem anti epidemik,
Sejauh ini, Korea Utara tidak mengonfirmasi satu pun kasus infeksi COVID-19, namun KCNA menyebut bahwa masa karantina satu bulan diterapkan kepada siapa saja yang menunjukkan gejala-gejalanya. Penanganan "intensitas tinggi" dilakukan, termasuk peningkatan pemeriksaan di wilayah perbatasan, serta bandara dan pelabuhan.
Pelatihan militer digelar untuk "menilai mobilitas dan kemampuan penyerangan terhadap musuh" di garis terdepan negara dan wilayah timur, serta memenuhi "kepuasan besar" Kim, menurut KCNA pada Sabtu.
"Para prajurit, yang telah mantap mempersenjatai diri dengan ide partai, dan dilatih di bawah simulasi pertempuran sungguhan, akan mampu melumpuhkan target," tulis KCNA.
Dalam artikel lainnya, KCNA menyebut Kim juga telah mengumpulkan para petinggi Partai Buruh untuk mendiskusikan penegakan "langkah anti epidemik kelas atas" yang lebih ketat demi mencegah penyebaran wabah COVID-19 di negara itu.
"Jika penyakit infeksi tersebar di luar kontrol ini menemukan jalan masuk ke negara kita, maka akan mengakibatkan konsekuensi serius. Tidak ada satupun kasus khusus yang boleh terjadi dengan sistem anti epidemik," ujar Kim dalam pertemuan partai tersebut.
Dia memerintahkan para pejabat untuk "menutup semua kanal di mana wabah itu bisa menemukan jalannya, serta menguatkan sistem pemeriksaan, pengujian, dan karantina."
Sumber: Reuters
Baca juga: WHO: "tak ada indikasi" kasus corona di Korea Utara
Baca juga: Korut karantina sebulan warga asing dari China terkait virus corona
Pewarta: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020