Bank Indonesia menilai tantangan global yang makin bervariasi dapat memberikan peluang bagi otoritas fiskal maupun moneter untuk menciptakan kesempatan baru dalam menjaga kinerja perekonomian.Tantangan ini memaksa kita berinovasi dan mencari kesempatan di tempat lain agar kita 'survive'
"Tantangan ini memaksa kita berinovasi dan mencari kesempatan di tempat lain agar kita survive," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia IGP Wira Kusuma dalam pelatihan wartawan di Bandung, Sabtu.
Baca juga: BI optimis ekonomi membaik di semester II-2020
Wira mengatakan penyebaran virus corona yang makin meluas hingga AS dan Eropa dapat membuat pelaku pasar keuangan menjadi resah dan mengganggu proyeksi perekonomian global di 2020.
Menurut dia, kondisi ini yang membuat otoritas fiskal dan moneter mencari inovasi baru untuk menjaga kinerja konsumsi dan mengundang masuknya aliran modal agar perekonomian nasional tetap berdaya tahan.
"Kita menjaga konsumsi dengan menjaga daya beli maupun stabilitas internal. Untuk investasi ada omnibus law dan pengerjaan proyek infrastruktur. Ekspor yang terdampak juga memaksa adanya penguatan manufaktur," ujarnya.
Meski demikian, tambah Wira, situasi ketidakpastian yang timbul dari penyebaran virus corona membuat bank sentral harus menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2020 menjadi 5,0-5,4 persen dari sebelumnya 5,1-5,5 persen.
Baca juga: Ekonomi global melambat, OJK nilai stabilitas jasa keuangan terjaga
"Meski proyeksi turun, bukan berarti optimisme ikut turun, optimisme yang rasional dan kredibel berdasarkan penghitungan itu penting. Maka kita butuh sinergi kebijakan antara otoritas fiskal, Bank Indonesia dan sektor rill yang diampu kementerian/lembaga," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah telah berupaya menjaga kinerja ekonomi domestik agar tidak terdampak tekanan global yang makin kuat akibat virus corona dalam tiga bulan terakhir.
Stimulus yang dirumuskan pemerintah melalui instrumen fiskal antara lain mendorong penyaluran belanja terutama belanja modal maupun bantuan sosial sejak awal tahun.
Pemerintah juga ingin memberikan insentif di sektor pariwisata dengan memberikan diskon pesawat terbang agar sektor pariwisata tetap kuat.
Bank Indonesia ikut mengeluarkan stimulus untuk menjaga kinerja ekonomi dari sisi moneter melalui penurunan suku bunga acuan maupun relaksasi kebijakan makroprudensial.
Selain itu, melalui koordinasi dengan pemerintah, bank sentral juga mendorong percepatan penyaluran bantuan sosial maupun transfer ke daerah melalui sistem elektronik.
Penguatan koordinasi dengan otoritas terkait juga dilakukan untuk menjaga kestabilan makro ekonomi dan memitigasi dampak virus corona dalam waktu dekat.
Baca juga: G20 perhatikan dampak penyebaran virus corona pada pertumbuhan global
Pewarta: Satyagraha
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020