Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Badung, Bali, menyiapkan sejumlah usulan agenda, program maupun kegiatan guna meningkatkan sektor pariwisata di tengah terjadinya penurunan kunjungan wisatawan sebagai dampak dari COVID-19 atau virus corona yang mewabah di sejumlah negara lain.Kami menerbitkan sejumlah usulan sebagai hasil perumusan dari kegiatan Focus Group Discussion
"Kami menerbitkan sejumlah usulan sebagai hasil perumusan dari kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Nawa Cita Pariwisata Indonesia, yang akan kami teruskan dan komunikasikan dengan pemerintah provinsi dan pusat sebagai langkah nyata kami dalam mendukung geliat industri pariwisata di tengah merebaknya virus Corona," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, I Made Badra, di Mangupura, Sabtu.
Ia mengatakan, langkah-langkah strategis itu akan dilaksanakan untuk menunjang kelangsungan industri pariwisata Bali khususnya Badung. Mengingat sebagian besar pendapatan Badung dikontribusikan oleh sektor industri pariwisata.
Sebelumnya, FGD Nawa Cita Pariwisata Indonesia tersebut dilaksanakan dengan melibatkan Pemkab Badung, pakar dan praktisi pariwisata Bali, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Chapter Bali, unsur maskapai penerbangan serta akademisi.
Baca juga: Badung harap dukungan pemerintah pusat dalam tingkatkan wisatawan
Dari pertemuan itu, Made Badra menjelaskan, dalam jangka waktu enam bulan ke depan dari bulan Maret hingga Agustus mendatang, pihaknya menyiapkan sejumlah program diantaranya, program "Bali Safe" dengan pusat informasi yang diperbaharui setiap saat dan bisa diakses secara terbuka serta hospitality health attentions di pintu masuk Bali yaitu, bandara dan pelabuhan.
Kemudian program "Bali Great Deal" dengan paket bundling maskapai penerbangan, hotel dan restoran, program big sale di pusat perbelanjaan serta program atraksi spesial di destinasi wisata.
Selain itu, Disparda Badung juga menyiapkan program Bali Experiences berupa Fam Trip bagi whole seller dan agen perjalanan pasar Australia, Selandia Baru, dan India. Serta program musik dengan sejumlah kegiatan seperti Music on the beach, Nusa Dua Jazz Week, GWK Top Artist with great groupies dan kompetisi Disk Jockey (DJ).
Program lain yang disiapkan diantaranya adalah, sejumlah kegiatan yang tergabung dalam program pariwisata berbasis olahraga, Program Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE), program fashion weeks, program pemasaran bersama influencer nasional dan internasional serta Special Education Program Tour.
"Dalam mewujudkan program-program ini, kami akan melakukan kerja sama dengan menggandeng stakeholder, shareholder, organisasi dan asosiasi pariwisata di Badung, masyarakat pariwisata, unsur maskapai penerbangan, pihak sponsor dan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bali, pemerintah pusat, Bank Indonesia, OJK, Kementerian Pariwisata dan kementerian terkait," kata Made Badra.
Pihaknya juga mengajukan proposal dan anggaran melalui dana hibah Progam Recovery Bali yang dirancang melalui dana APBN.
Made Badra menambahkan, terkait dengan kebijakan pemerintah pusat yang meminta daerah tidak memungut Pajak Hotel dan Restoran (PHR) selama enam bulan di 10 destinasi pariwisata termasuk Bali, pihaknya akan berkomunikasi dengan pelaku industri pariwisata.
"Itu kami lakukan untuk menyampaikan dampak dari kebijakan tersebut terhadap pelayanan masyarakat Badung jika benar-benar diterapkan," ujarnya.
Baca juga: Badung berpotensi kehilangan Rp1,6 triliun akibat penghentian PHR
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020