Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan budaya kerja personel pemadam kebakaran telah menjadi contoh yang baik bagi aparatur sipil negara di daerah.Pemadam kebakaran dibekali dengan keterampilan dan keahlian yang diperoleh dari berbagai pelatihan berbasis kualifikasi dan kompetensi, profesionalisme aparatur pemadam kebakaran ditempa dengan baik, yaitu melalui latihan dalam pelaksanaan tugas
"Dari sudut budaya kerja, pemadam kebakaran telah menjadi contoh yang baik bagi seluruh aparatur sipil negara dalam lingkup pemerintah daerah, karena rekan-rekan bekerja dengan keras membentuk jiwa yang militan," kata dalam Upacara Peringatan HUT Ke-101 Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Nasional di Stadion Sultan Agung Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta di Bantung, Minggu.
Ia menyebut tentang pentingnya militansi ASN pemadaman kebakaran dalam melaksanakan tugas.
"Militansi menjadi sangat penting, satu orang yang militan bisa mengalahkan 100 orang yang tidak militan, militansi rekan-rekan saya minta ditingkatkan paling tidak satu tingkat di bawah rekan-rekan TNI dan Polri," katanya.
Ia mengatakan aparatur pemadam kebakaran bertugas melebihi jam kerja ASN lainnya, dengan membangun kesiapsiagaan selama 24 jam tanpa mengenal hari libur, selalu berupaya memberikan pertolongan dengan "quick respon" atau "respon time" maksimal 15 menit.
"Bekerja dengan mempertaruhkan keselamatan pribadi membekali diri dengan keterampilan, keahlian dan berusaha menyelesaikan tugas secara tuntas, saya percaya bahwa peran dan jasa pemadam kebakaran dicatat dengan baik di hati masyarakat," katanya.
Baca juga: Kemendagri gelar Rakornas Damkar dalam rangka HUT Damkar 101
Tito mengatakan di kalangan aparat pemadam kebakaran terdapat kalimat sederhana, namun mengandung makna luar biasa, yaitu "Menjadi Pemadam Kebakaran Bukankah Cita-Cita, Melainkan Panggilan Jiwa". Kalimat itu mengandung nilai-nilai keikhlasan, kesabaran, dan pengabdian yang patut diberikan apresiasi dan penghargaan dari pemangku kepentingan.
"Pemadam kebakaran dibekali dengan keterampilan dan keahlian yang diperoleh dari berbagai pelatihan berbasis kualifikasi dan kompetensi, profesionalisme aparatur pemadam kebakaran ditempa dengan baik, yaitu melalui latihan dalam pelaksanaan tugas," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, tidak heran bila di kalangan pemadam kebakaran dikenal istilah yang mirip di beberapa instansi lain, yaitu "Tidak ada pemadam kebakaran yang hebat, yang ada adalah pemadam kebakaran yang terlatih. Karena itu jadikanlah mutu tiada hari tanpa latihan".
"Sederet nilai-nilai budaya kerja yang dimiliki oleh pemadam kebakaran saya nilai sangat mendukung untuk dijadikan pijakan dalam membentuk pemadam kebakaran yang lebih profesional dan lebih terlatih di masa mendatang," katanya.
Upacara HUT Ke-101 Damkar dan Penyelamatan Nasional pada 2020 yang dihadiri pimpinan Dinas Pemadam Kebakaran dan aparatur damkar se-Indonesia itu, mengusung tema "Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan yang Unggul Guna Terwujudnya Perlindungan Masyarakat Menuju Indonesia Maju".
Baca juga: Satuan pemadam kebakaran Makassar terbaik se-Indonesia
Baca juga: BPBD : HUT Damkar momentum tingkatkan pencegahan kebakaran
Baca juga: Kemendagri harapkan semua daerah bentuk lembaga penanggulangan bencana
Pewarta: Hery Sidik
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020