"Radikalisme perlu terus dicegah oleh semua pihak, termasuk kalangan pemuda dan mahasiswa pencegahan tersebut dimulai dengan meningkatkan rasa toleransi antarumat beragama kepada seluruh masyarakat," kata Ketua FKUB Kabupaten Majene, Manysur, pada acara dialog menangkal radikalisme di Majene, Minggu.
Ia mengatakan, FKUB Kabupaten Majene juga telah bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Polres dan Kemenag untuk merangkul perdamaian antarumat beragama di Kabupaten Majene.
"Di Majene paham radikal tidak terlalu memberikan gesekan dibandingkan Kabupaten Polman dan Kabupaten Mamuju, namun bukan berarti tidak ada permasalahan terkait keberagamaan di Kabupaten Majene karena sempat ada penolakan saat pendirian gereja di Kabupaten Majene meskipun saat ini permasalahan tersebut sudah usai," katanya.
Perwakilan Kemenag Kabupaten Majene, Hasyim, mengatakan, radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme karena kelompok radikal dapat melakukan cara apapun agar keinginannya tercapai, termasuk meneror pihak yang tidak sepaham dengan mereka.
"Walaupun banyak yang mengaitkan radikalisme dengan agama namun di Indonesia pada dasarnya radikalisme adalah masalah politik dan bukan ajaran agama," ujarnya.
Ia juga berharap, agar pemuda dan mahasiswa menjaga toleransi karena dalam Islam terdapat dalam surat Al Kafirun yang menjelaskan tentang toleransi antarumat beragama.
"Asbabun nuzul dari surat Al Kafirun menjelaskan bahwa Islam menghargai agama lain dan tidak memaksakan kepada umat agama lain untuk beragama Islam," katanya.
Baca juga: Pengamat sebut pembentukan Komcad dapat tangkal aksi radikalisme
Baca juga: Wapres: Radikalisme dan Islamophobia berpotensi konflik
Baca juga: Jokowi dorong pengembangan pendidikan modern cegah radikalisme
Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020