‘Why Let the Chicken Run?’ adalah pameran tunggal pertama Melati di dalam museum, dan menampilkan karya-karya penting dari lebih 20 tahun praktik keseniannya. Pameran ini menampilkan karya-karya performans terjadwal, fotografi, video performans, serta dokumentasi yang bersifat historis.
CEO (Decorative Paints) Nippon Paint Indonesia Jon Tan mengatakan, melalui kolaborasi dengan Museum Macan, dirinya berharap dapat berkontribusi pada seni kontemporer di Indonesia.
"Kami sangat mengapresiasi komitmen Museum untuk pameran dan lingkungan yang berkualitas. Dukungan kami terhadap lembaga terkemuka Indonesia ini juga merupakan bentuk dukungan Nippon Paint untuk para seniman sehingga masyarakat kita dapat lebih kreatif," ujarnya.
Museum Macan adalah museum di Indonesia yang menyuguhkan seni modern dan kontemporer dengan konsep serta tatanan artistik kelas dunia. Museum Macan juga mampu memberikan pengalaman seni yang relevan, ramah dan holistik bagi pengunjungnya.
"Hal inilah yang menjadi ketertarikan Nippon Paint untuk berkolaborasi melalui implementasi warna cat sebagai kanvas atau latar untuk memfasilitasi pengalaman pengunjung di Museum Macan," tambah Jon.
Sejak dibuka pada 2017, Museum Macan telah memantapkan dirinya sebagai lembaga budaya terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara. Museum ini telah menyelenggarakan pameran kelas dunia yang menampilkan pameran seniman Jepang terkenal dunia Yayoi Kusama, seniman Tiongkok kontemporer terkemuka Xu Bing dan seniman Taiwan Lee Mingwei, serta seniman Indonesia yang secara historis penting, Arahmaiani, Tisna Sanjaya dan Heri Dono.
Direktur Museum Macan Aaron Seeto menyampaikan, ada banyak komponen yang digunakan untuk membuat pameran yang kompleks, dan desain pameran adalah salah satu bidang utama tersebut.
"Kemitraan dengan Nippon Paint ini telah dinanti-nantikan oleh para perancang pameran kami - bersama-sama mereka akan membantu menyampaikan kisah seni kontemporer kepada publik," tuturnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020