• Beranda
  • Berita
  • Pakar UGM dukung penelitian formula rempah-rempah penangkal COVID-19

Pakar UGM dukung penelitian formula rempah-rempah penangkal COVID-19

2 Maret 2020 20:16 WIB
Pakar UGM dukung penelitian formula rempah-rempah penangkal COVID-19
Pakar biologi virus Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Budi Setiadi Daryono saat ditemui di Fakultas Biologi, UGM, Yogyakarta, Senin (2/3/2020). ANTARA/Luqman Hakim

Dengan badan yang sehat maka tingkat imunitas menjadi naik

Pakar biologi virus dari Universitas Gadjah Mada Profesor Budi Setiadi Daryono mendorong pemerintah menindaklanjuti penelitian formula empon-empon atau rempah-rempah yang terdiri atas jahe, kunyit, temulawak, serta sereh sebagai penangkal virus corona jenis baru (COVID-19).

"Ini peluang besar bagi Bangsa Indonesia untuk meneliti lebih lanjut terkait kasiat 'cucurmin' yang umumnya terdapat pada empon-empon di Indonesia, untuk dibuktikan secara ilmiah sebagai antivirus," kata dia di Fakultas Biologi UGM Yogyakarta, Senin.

Sebelumnya, kasiat rempah-rempah sebagai penangkal COVID-19 diteliti oleh profesor asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Chairul Anwar Nidom. Chairul mengklaim curcumin yang terkandung di dalamnya berfungsi mencegah terjadinya badai sitokin di dalam paru.

"Curcumin kan memang ada di jahe, kunyit, temulawak, dan beberapa empon-empon lainnya yang ini sebenarnya surga bagi Indonesia," kata Budi yang juga Dekan Fakultas Biologi UGM itu.

Meski formulasi rempah-rempah itu mulanya diteliti Prof Chairul Anwar Nidom saat wabah flu burung merebak pada 2008, menurut Budi, tidak menutup kemungkinan imun manusia yang diperkuat oleh curcumin juga mampu menangkal COVID-19.

"Kami jarang menemukan teman-teman masuk angin atau flu pilek dengan 'wedangan' pakai jahe. Bagaimanapun saya percaya sekali jamu harus kita lestarikan dan lebih mudah dikonsumsi masyarakat kita," kata dia.

Baca juga: Istana ambil langkah khusus agar masyarakat tak panik hadapi corona

Menurut dia, pemerintah perlu memberikan perhatian serius terhadap penelitian itu. Pasalnya, jika secara ilmiah terbukti mampu menangkal COVID-19, maka sebagai negara penghasil rempah-rempah, Indonesia akan memiliki kontribusi penting untuk mengekspor formula itu ke seluruh dunia saat vaksin untuk virus itu belum ditemukan.

"Kalau semua orang membutuhkan obat untuk menyembuhkan ini, siapa tahu kalau dengan riset yang sungguh-sungguh saya kira ini kesempatan," kata dia.

Adanya dua WNI di Indonesia yang dinyatakan positif COVID-19 perlu menjadi kewaspadaan bersama.

Meski demikian, kata dia, tidak perlu panik berlebihan hingga memborong masker secara besar-besaran.

Menurut dia, panik dan was-was akan membuat masyarakat stres. Dengan kondisi psikologi yang terganggu justru memengaruhi kesehatan dan daya tahan tubuh lemah untuk menangkal virus itu.

"Jadi ini penting, percayalah sama pemerintah dan ahli. Saya yakin langkah-langkahnya sudah cukup baik," kata dia.

Selain perlu mengonsumsi rempah-rempah, menurut dia, yang perlu dilakukan masyarakat saat ini adalah menjaga pola hidup bersih dan sehat serta menghindari berada dalam keramaian yang dapat memicu kontak fisik.

"Dengan badan yang sehat maka tingkat imunitas menjadi naik," kata Budi.

Baca juga: Menkes: Yang pakai masker itu yang sakit
Baca juga: Guru besar Unair ajak optimalkan rempah tradisional cegah Covid-19

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020