• Beranda
  • Berita
  • Corona meningkat, China desak warganya di luar negeri tetap di rumah

Corona meningkat, China desak warganya di luar negeri tetap di rumah

3 Maret 2020 12:56 WIB
Corona meningkat, China desak warganya di luar negeri tetap di rumah
Warga dengan masker wajah menggunakan ponsel mereka untuk mengabadikan sakura mekar dekat Kuil Jiming, saat negara tersebut dilanda wabah virus korona, di Nanjing, provinsi Jiangsu, China, Sabtu (29/2/2020). (REUTERS/STRINGER)

Demi kesehatan dan keselamatan keluarga anda, tolong perkuat tindakan pencegahan anda, dengan hati-hati memutuskan rencana perjalanan anda dan meminimalisasi mobilitas

Otoritas China meminta warganya di luar negeri untuk mempertimbangkan kembali atau meminimalisasi rencana perjalanan mereka, ketika epidemi virus corona menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan peningkatan jumlah kasus yang masuk ke negara itu.

Wisatawan dari negara-negara dengan wabah virus corona parah yang tiba di provinsi Guangdong, kekuatan ekonomi dan ekspor di selatan China, harus menjalani masa karantina selama 14 hari, lapor media negara pada Selasa.

Dandong, kota di China utara yang berbatasan dengan Korea Utara, menyatakan akan menguji semua pengunjung yang tiba di kota itu mulai 12 Februari. Mereka yang tiba sejak 28 Februari akan diuji di hotel-hotel yang telah disiapkan di mana mereka dapat menjalani karantina jika terinfeksi.

"Kami berusaha menjauhkan diri dari virus, tetapi yang tidak dapat diputus adalah hubungan darah dan daging antara orang China perantauan dan keluarga mereka di kota asal mereka," kata pemerintah daerah Qingtian di provinsi Zhejiang tenggara.

Ia menambahkan bahwa bepergian adalah cara termudah yang dapat memicu infeksi, dan menyebut tinggal di rumah sebagai "bentuk perlindungan terbaik".

"Demi kesehatan dan keselamatan keluarga anda, tolong perkuat tindakan pencegahan anda, dengan hati-hati memutuskan rencana perjalanan anda dan meminimalisasi mobilitas," kata dia.

Jumlah infeksi harian baru di luar negeri sekarang melebihi kasus baru di China, dengan titik fokus Italia, Korea Selatan, dan Iran.

China daratan memiliki 125 kasus infeksi virus corona baru yang dikonfirmasi pada Senin (2/3), ujar Komisi Kesehatan Nasional mengatakan pada Selasa. Angka tersebut turun dari 202 kasus sehari sebelumnya dan terendah sejak otoritas mulai menerbitkan data nasional pada Januari.

Tidak termasuk kasus di provinsi Hubei, di mana wabah pertama kali dimulai, ada 11 kasus baru di China daratan pada Senin.

Tujuh dari kasus baru yang masuk, melibatkan warga negara China yang telah melakukan perjalanan dari Italia ke daerah Qingtian.

Ketujuh orang itu memiliki kontak dekat dengan kasus yang diungkap sebelumnya dan kedelapan orang itu bekerja bersama di sebuah restoran di Bergamo, sebuah kota di wilayah Lombardy Italia utara, kata pemerintah Qingtian dalam sebuah pernyataan pada akun WeChat-nya.

Pekan lalu, enam dari mereka mengambil penerbangan dari Milan ke Shanghai, mampir di Moskow, sedangkan yang ketujuh terbang melalui Jerman ke Shanghai. Mereka dinyatakan positif terkena virus corona pada Senin setelah tiba di Qingtian.

Tidak satu pun dari mereka yang pernah ke provinsi Hubei atau ibu kotanya, Wuhan, kata pemerintah Qingtian.

China mengatakan akan fokus pada pencegahan mereka yang terinfeksi virus corona untuk melintasi perbatasan, karena kasus lainnya telah tiba di negara itu minggu lalu.

Kasus infeksi virus corona baru yang dikonfirmasi di China pada Senin didorong oleh penurunan lebih lanjut dalam kasus baru yang dikonfirmasi di Wuhan, kota yang paling parah dihantam oleh pandemi itu di China.

Kasus-kasus baru di Wuhan turun menjadi 111 dari 193 sehari sebelumnya, dan menyumbang hampir semua dari 114 infeksi baru di provinsi Hubei tengah pada Senin.

Tidak termasuk Hubei, ada 11 kasus baru di China daratan pada hari Senin, sehingga jumlah total yang dikonfirmasi di China daratan sejauh ini menjadi 80.151 kasus.

Korban tewas dari wabah di daratan China telah mencapai 2.943 pada akhir Senin, naik 31 dari hari sebelumnya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Empat instansi di Beijing dijatuhi sanksi atas pelarian pasien corona

Baca juga: Pakistan umumkan kasus kelima COVID-19

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020