untuk wilayah Sangatta, khususnya, masih ditemukan potensi migas yang berada di bagian barat blok Sangatta Batuta.
PT Pertamina EP akan melakukan penelitian eksplorasi migas dengan menggunakan metode seismik 2D (2 dimensi) di Kabupaten Kutai Timur untuk mendapatkan cadangan minyak dan gas bumi baru.
Penelitian tersebut dilakukan di 26 desa yang tersebar di 7 kecamatan meliputi Bengalon, Rantau Pulung, Kaubun, Telen, Sangatta Utara, Sangatta Selatan dan Karangan. Dimulai pada Mei 2020 hingga Desember 2021.
Untuk memulai kegiatan seismik, pihak perusahaan lebih dulu melakukan sosialisasi di depan jajaran Pemkab Kutai Timur, di Ruang Tempudau Kantor, Bupati Kutim, Selasa.
Sosialisasi diikuti Bupati Kutai Timur Ismunandar, Sekretaris Kabupaten H Irawansyah, Wakapolres Kompol Mawan Riswandi, Dandim 0909 Sangatta Letkol CZI Pabate, beberapa Kepala OPD serta Camat yang dilintasi kegiatan.
Baca juga: Menatap target lifting minyak satu juta barel dengan penuh optimisme
Ditemui usai sosialisasi, Bupati smunandar mengaku menyambut baik rencana survei seismik 2D tersebut, dan berharap rencana ini berjalan lancar sehingga dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD) serta mengatasi defisit migas.
"Maka dari itu kepada camat langsung berkoordinasi saja dengan pihak Pertamina," ucapnya.
Sementara itu Operation Geophysicist Exploration PT Pertamina EP Yukha Ariadmana menjelaskan, kegiatan seismik ini merupakan upaya untuk mencari dan membuktikan adanya potensi cadangan migas baru.
Ia mengungkapkan untuk wilayah Sangatta, khususnya, masih ditemukan potensi migas yang berada di bagian barat blok Sangatta Batuta.
"Jadi tujuan survei sesmik adalah merekam data lapisan bagian bawah permukaan bumi dengan gelombang seismik. Metode ini digunakan untuk pemetaan struktur di bawah permukaan bumi. Guna melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan hidrokarbon," terangnya.
Yukha menambahkan, kegiatan ini diperkirakan selesai dalam waktu 18 bulan. Tahapan kegiatan survei seismik dimulai dengan perijinan dan sosialisasi dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga desa.
Baca juga: Era disrupsi teknologi, industri migas dinilai butuh mitra akademik
Kemudian pengukuran dengan memasang patok lokasi termasuk pendataan kepemilikan lahan dan penyiapan lintasan. Berikutnya, pengeboran dangkal dan pengisian sumber getar, perekaman data, pendataan akhir, hingga pemberian kompensasi.
"Dukungan koordinasi, bantuan dan kerjasama dengan berbagai pihak sangat dibutuhkan. Semoga pelaksanaan survei nantinya dapat berjalan dengan aman, lancar dan tuntas serta mencapai tujuan yang diinginkan," ujarnya.
Pewarta: Arumanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020