"Tadi setelah rapat terkait dengan virus corona, saya langsung perintahkan untuk dilakukan penyisiran ke seluruh rumah sakit, puskesmas, dan balai pengobatan," kata Bupati Banyumas Achmad Husein kepada wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa siang.
Dari penyisiran tersebut, kata dia, petugas menemukan seorang warga yang mengalami demam dengan mual dan muntah, namum belum ada gejala gangguan pernapasan yang sedang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit swasta.
Oleh karena perempuan berusia 44 tahun itu merupakan buruh migran yang baru pulang dari Hong Kong, kata dia, tim Public Safety Center (PSC) 119 Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas segera membawanya ke RSUD Banyumas karena yang bersangkutan diduga terinfeksi virus corona.
"Pasien tersebut baru pulang dari Hong Kong enam hari lalu dan sakit demam sehingga diduga terkena corona sehingga langsung dibawa ke RSUD Banyumas. Saat ini telah berada di ruang isolasi, sudah diambil sampel swab, dan hari ini sudah dikirim ke laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan di Jakarta," katanya.
Lebih lanjut, Bupati mengatakan di Kabupaten Banyumas saat ini ada dua rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk menangani pasien suspect COVID-19, yakni RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dan RSUD Banyumas.
Menurut dia, dua rumah sakit tersebut juga melayani sejumlah kabupaten di wilayah Jawa Tengah bagian selatan seperti Cilacap, Kebumen, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengusulkan penambahan fasilitas virus transport medium (VTM) kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah guna memenuhi kebutuhan di rumah sakit tersebut.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga berencana membangun ruang isolasi di RSUD Ajibarang, Banyumas, guna mengantisipasi peningkatan jumlah pasien suspect COVID-19.
Terkait dengan antisipasi penyebaran COVID-19, Bupati mengimbau masyarakat untuk tidak panik serta terus melaksanakan pola hidup bersih dan sehat.
"Seringlah cuci tangan dengan sabun. Jangan panik dengan melakukan aksi borong masker karena masker tidak begitu efektif. Masker hanya untuk orang yang sakit," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan mengumpulkan seluruh pemilik apotek agar mereka bisa lebih selektif dalam melayani pembelian masker sehingga jika ada orang yang benar-benar membutuhkannya, masih ada stok yang tersedia.
Menurut dia, pihaknya tidak segan-segan untuk memberi sanksi jika ada apotek yang diketahui menimbun masker guna meraup keuntungan besar.
"Kami juga akan bekerja sama dengan instansi terkait termasuk Imigrasi guna memantau kemungkinan adanya orang yang baru dari negara-negara outbreak virus corona yang datang ke Banyumas," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020