Lewat unggahan terbaru di akun Instagram, Tara memamerkan dua fotonya sedang duduk, lipatan lemak di perutnya tak disembunyikan, namun ia tersenyum lebar.
Baca juga: Tampilan kulit "glowing" lebih diminati dibanding yang berwarna putih
Baca juga: Tips Reisa Broto Asmoro hindari stretch mark
"Dari dulu yang selalu gue denger dari orang adalah hal jelek tentang tubuh mereka, akhirnya gue pun terbiasa ngelakuin hal yang sama.. mengkritik dan menjelek2an," tulis pemilik nama lengkap Andi Mutiara Pertiwi Basro.
Aktris "Perempuan Tanah Jahanam" ini berpendapat akan lebih baik untuk bersyukur atas segala apa yang dimiliki, tidak menghabiskan perhatian dengan menginginkan apa yang tak dipunyai.
Tara bangga memperlihatkan bentuk tubuhnya apa adanya. Dia menempuh perjalanan panjang sebelum bisa menyatakan bahwa dia mencintai dan bangga atas tubuhnya sendiri.
"Let yourself bloom."
Unggahan itu dipenuhi komentar positif oleh para selebritas, seperti Marion Jola, Surya Sahetapy, Chicco Jerikho, Putri Marino, Tatjana Saphira hingga Meira Anastasia.
Aktris Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2015 ini pernah mengalami penolakan karena dianggap tidak sesuai dengan standard kecantikan yang dianggap banyak orang.
Baca juga: Kulit sawo matang itu sehat, kata Widi Mulia
Dalam wawancara pada 2019, Tara mengaku pernah ditolak dari proyek film karena belum mewakili citra perempuan cantik.
"Selama ini Indonesia itu kan yang cantik itu yang putih, rambut panjang, hidung mancung. Saya rasa itu bukan imej saya yang dilihat orang-orang," lanjut Tara.
Semenjak membintangi film "Catatan (Harian) Si Boy" pada 2011, Tara telah muncul di banyak film layar lebar dari berbagai genre. Ia bermain silat di "Pendekar Tongkat Emas", mengikuti drama musikal "Ini Kisah Tiga Dara", hingga berakting di film horor "Pengabdi Setan".
Baca juga: Ajang FFI penting bagi perfilman Indonesia, kata Tara Basro
Baca juga: Pernah ditolak main film, Tara Basro merasa tak cantik
Baca juga: Adu akting bareng Tara Basro, Lutesha: Deg-degan
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020