Satu kru Kapal Diamond Princess belum bisa meninggalkan KRI dr Soeharso-990 dan bergabung dengan 68 awak kapal lain untuk menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, karena batuk.
"Masih ada satu yang ditahan di kapal karena beberapa hari lalu dia mengeluh batuk-batuk, oleh karena itu akan diambil lagi spesimennya," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Rabu.
Dia mengatakan bahwa 68 orang awak Kapal Diamond Princess yang turun ke fasilitas observasi Sebaru Kecil sudah dikonfirmasi bebas dari COVID-19.
"Yang lainnya aman, mudah-mudahan bisa clear (jelas) besok dan tidak ada masalah karena kapal berada di lepas pantai Pulau Sebaru," katanya.
Ia menjelaskan, 68 awak Kapal Diamond Princess diturunkan dari KRI dr Soeharso setelah hasil pemeriksaan laboratorium mereka keluar dan menunjukkan mereka tidak terinfeksi virus corona.
"Sekarang sudah selesai jadi akan diturunkan. Sejauh ini keseluruhan tidak ada keluhan terkait ke COVID-19. Tidak ada yang panas," kata Yurianto mengenai kondisi ke-68 awak kapal tersebut.
KRI dr Soeharso-990 yang membawa 69 warga negara Indonesia yang bekerja sebagai kru Diamond Princess dari Yokohama, Jepang, tiba di Pulau Sebaru Kecil pada Senin (2/3) petang. Kapal rumah sakit tersebut juga membawa tim penjemput yang terdiri atas 23 orang.
Para penumpang kapal selanjutnya akan mulai menjalani proses observasi terkait penularan virus corona di Pulau Sebaru Kecil, tempat 188 pekerja kapal World Dream dari Hong Kong menjalani observasi sejak Jumat (28/2).
Baca juga:
Pemeriksaan PCR dua ABK Diamond Princess diulang
Menteri: 69 WNI ABK dari Jepang tinggal sementara di KRI dr Soeharso
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020